Penduduk Padat, Kondisi Pandemi Covid-19 di India Dinilai 'Luar Biasa'

Rabu, 21 April 2021 | 13:04 WIB
Penduduk Padat, Kondisi Pandemi Covid-19 di India Dinilai 'Luar Biasa'
Virus Corona di India. [Narinder Nanu/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Coventry Mercia Lions Club, Davinder Prasad (70) baru saja kembali ke Inggris dari India mengatakan situasi pandemi Covid-19 di negara tersebut 'luar biasa'. Sambil mengisolasi diri di rumahnya, di Coventry, ia menceritakan keadaan di sana.

Menurut Prasad, angka yang dilaporkan di India hanyalah 'puncak gunung es'. Artinya, masih ada kondisi yang tidak terlihat di permukaan.

Hingga Rabu (21/4/2021), kasus virus corona di negara tersebut di atas 15 juta dengan penambahan kasus per harinya di atas 200 ribu.

Prasad tiba di Inggris enam hari lalu setelah mengunjungi saudaranya yang mengalami serangan jantung di Delhi pada Februari lalu. Ia diperbolehkan melakukan perjalanan ke negara tersebut dengan alasan belas kasih, lapor BBC.

Baca Juga: Covid-19 di India: RS Penuh, Krematorium Penuh, Warga Meninggal di Ambulans

Ketika pertama kali tiba di India, Prasad mengatakan masyarakat di sana sudah mejalani kehidupan normal.

Suasana pasar kaki lima di India (VOA Indonesia)
Suasana pasar kaki lima di India (VOA Indonesia)

"Tidak ada yang mengikuti aturan jarak sosial, tidak ada yang peduli tentang memakai masker. Hidup berjalan seperti biasanya," tutur Prasad.

Dia mengaku tidak percaya dengan bagaimana situasi berubah sejak dirinya kembali ke Inggris.

"India adalah negara besar dengan 1,3 miliar orang. Jarak aman tidak mungkin dilakukan. Jika orang dibiarkan berdiri dengan jarak dua meter, mereka akan menutupi seluruh dunia," sambungnya.

Menurutnya, eksodus pekerja imigran memperburuk keadaan sejak Delhi memberlakukan lockdown.

Baca Juga: Didakwa Terima Suap Bansos Covid Rp 32 Miliar, Juliari Tak Ajukan Keberatan

"Ini situasi yang mengerikan, saya tidak tahu bagaimana itu akan terungkap dalam beberapa hari mendatang. Itu salah satu krisis terbesar yang pernah dialami India," lanjutnya.

Mahasiswa yang berharap untuk kembali ke Inggris dari India juga terkena dampak larangan perjalanan. Rohish Mirje (23), telah memesan penerbangan ke Inggris untuk 4 Mei mendatang.

Mirje kembali ke rumah di Sangli, Maharashtra, dari Coventry saat Natal tahun lalu. Setelah membayar lebih dari 30 ribu poundsterling (Rp607 juta) untuk biaya kuliah dan akomodasi, sekarang ia dihadapkan pada kewajiban membayar 1,7 ribu poundsterling (Rp34,4 juta) untuk karantina di Inggris.

"Ini memengaruhi ribuan siswa di India dan kami tidak datang untuk pariwisata, kami di sini untuk pendidikan. Saya akan mendesak Inggris untuk memberi kami diskon atau pengecualian atas hal ini," pungkas Mirje.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI