Studi: Pola Tidur Terganggu Mengurangi Manfaat Puasa Ramadhan

Rabu, 21 April 2021 | 11:25 WIB
Studi: Pola Tidur Terganggu Mengurangi Manfaat Puasa Ramadhan
Ilustrasi tidur selama berpuasa. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berpuasa memang memiliki manfaat bagi kesehatan, tetapi jika dikombinasikan dengan perubahan jadwal tidur yang buruk justru akan berdampak sebaliknya.

Hal itu dibuktikan dalam studi yang dilakukan pada 2017 terhadap orang Arab Saudi yang berpuasa selama Ramadhan, mereka terjaga di malam hari dan tidur di siang hari, meniru pola pekerja shift.

"Saya telah membaca begitu banyak tentang manfaat puasa intermiten, tetapi saya juga membaca tentang efek buruk pola tidur yang terganggu dari kerja shift," kata penulis studi Suhad Bahijri dari Kelompok Riset Diabetes Saudi di Universitas King Abdulaziz, Jeddah.

"Saya ingin mempelajari keduanya bersama-sama, yang belum pernah dilakukan," sambungnya, dilansir Nature.

Baca Juga: Pola Tidur Buruk Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona Covid-19

Bahijri dan rekanya mempelajari 23 orang Arab Saudi sebelum dimulainya Ramadhan dan dua minggu setelah bulan suci.

Ilustrasi tidur. [Pexels]
Ilustrasi tidur. [Pexels]

Peneliti mengukur tingkat beberapa faktor risiko kardiovaskular dan ekspresi tiga gen yang berkaitan dengan jam biologis manusia.

Mereka menemukan beberapa faktor risiko membaik selama Ramadhan, tetapi yang lainnya memburuk.

"Meski kami menemukan beberapa manfaat puasa, namun hal itu tertutupi oleh gangguan pola tidur yang menimbulkan efek buruk," ujar Bahajri.

Tidak hanya itu, ia juga menemukan sangat sedikit orang yang membatasi asupan kalori di bulan puasa.

Baca Juga: Pola Tidur Tak Teratur Menjadi Penyebab Bupati Bogor Belum Dapat Vaksin

"Faktanya, mereka makan lebih banyak, meningkatkan risiko kesehatan mereka," lanjutnya.

Menurut Bahajri, oerubahan gaya hidup meningkatkan risiko penyakit kronis karena gen manusia tidak berevolusi cukup cepat untuk mengatasinya.

Bahajri menghubungkan peningkatan penyakit kronis seperti diabetes tipa 2 dan sindrom metabolik dengan kebiasaan makan dan tidur selama Ramadhan, serta perubahan gaya hidup yang lebih umum.

Ia merekomendasikan untuk kembali ke cara mempraktikkan Ramadhan yang lebih tradisional. Misalnya, makan makanan ringan sebelum tidur malam dan bangun untuk sahur dengan makanan ringan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI