Suara.com - Ada bukti bahwa DDT, pestisida yang sebelumnya digunakan untuk membunuh serangga, seperti nyamuk, masih merusak kesehatan manusia selama empat puluh tahun.
DDT atau Dichoro Diphenyl Trichlorethane merupakan senyawa yang umum digunakan sebagai insektisida selama Perang Dunia Ii, terutama dalam penanggulangan penyakit malaria, tifus, dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk, lalat, dan kutu.
Namun, dilansir laman Kementerian Lingkungan Hodup dan Kehutanan, sebuah buku pada 1962 menyebut bahwa DDT membahayakan satwa liar, lingkungan, serta kesehatan menusia.
Bahan racun DDT sangat persisten atau tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun lamanya.
Baca Juga: Unik, Senyawa Pedas Cabai Dapat Tingkatkan Kinerja Sel Surya
Pada 1972 Kongres melarang penggunaan DDT, lapor Insider. Sejak itu, bukti telah muncul, pertama pada satwa liar dan kemudian pada manusia, yakni senyawa pestisida tersebut meninggalkan jejak jangka panjang pada kesehatan. Bahkan, efeknya turun-temurun.
Menurut penelitian yang terbit pada Rabu pekan lalu di jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, cucu perempuan dari orang yang terpapar DDT saat hamil lebih mungkin mengalami obesitas, menstruasi lebih awal, kanker payudara, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Hasil tersebut diketahui setelah peneliti dari UC Davis dan Public Health Institute di Oakland menganalisis arsip sampel darah 15.000 perempuan hamil ketika DDT masih digunakan.
Peneliti kemudian mengumpulkan sampel darah anak serta cucu perempuan orang-orang dalam data tersebut untuk melihat bagaimana DDT berdampak sebelum mereka dilahirkan.
Setelah itu, peneliti menemukan permepuan berusia 20 hingga 30-an tahun dengan nenek mereka terpapar DDT memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar menderita obesitas dan dua kali lebih mungkin mengalami menstruasi dini.
Baca Juga: Waspada, Liquid Vape Bisa Mengandung Senyawa yang Merusak Paru-Paru
Menstruasi dini dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain di masa yang akan datang, seperti kanker payudara hingga tekanan darah tinggi.
"Meskipun kami melarang hal itu lebih dari 40 tahun yang lalu, cucu permepuan dari mereka yang hamil pada saat itu tetap terpapar senyawa," kata Barbara Cohn, direktur Studi Kesehatan dan Perkembangan Anak Institut Kesehatan Masyarakat.
Ini bukan studi pertama yang menemukan dampak abadi dari bahan kimia terhadap kesehatan manusia.
Studi pada Oktober 2007 di jurnal Environmental Health Perspectives menemukan anak perempuan dari ibu hamil yang terpapar DDT berisiko tinggi terkena kanker payudara.
Sementara anak-anak yang terpapar DDT lima kali lebih mungkin menderita kanker payudara. Selain DDT, bahan kimia dalam plastik seperti botol air mengubah kemampuan reproduksi manusia