Suara.com - Dalam beberapa tahun terakhir, orang secara perlahan mulai beralih dari pengguna rokok konvensional ke rokok elektrik.
Perpindahan tersebut didasarkan adanya keyakinan bahwa rokok elektrik tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan dan membantu mereka menghentikan kebiasaan merokok secara keseluruhan.
Hanya saja, banyak penelitian telah mengonfirmasi bahwa keyakinan tersebut tidak sepenuhnya benar. Merokok elektrik atau vaping, sama-sama melibatkan pemanasan dan penghirupan zat.
Pada rokok konvensional, asap tembakau yang dibakar, dihirup, tetapi dengan vape (rokok elektrik) perangkat memanaskan cairan (disebut jus vape atau e-liquid) hingga berubah menjadi uap yang terhirup.
Baca Juga: Rokok Elektrik Dilarang di KTR? Begini Penjelasan Satpol PP Kota Joga
Dilansir dari Okadoc, meski merokok biasa lebih berbahaya daripada vaping, namun tidak berarti rokok elektrik aman.
Rokok elektrik atau vape mungkin kurang berbahaya daripada rokok biasa karena perokok menghirup sekitar 7.000 bahan kimia sementara vaping kemungkinan mengandung lebih sedikit bahan kimia.
Cairan vaping juga dianggap mengandung lebih sedikit polutan daripada rokok, namun tidak aman karena alasan berikut:
Rokok elektrik mengandung nikotin dalam dosis besar, zat yang diketahui dapat memperlambat pertumbuhan otak janin, anak-anak, dan remaja.
Cairan yang digunakan juga menghasilkan uap berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak jika mereka menelan, menghirup, atau menyentuh kulitnya.
Baca Juga: Pemerintah Harus Gandeng Industri Jauhkan Rokok Elektrik dari Anak-anak
Selain itu, rokok elektrik juga mengandung banyak bahan kimia berbahaya termasuk diacetyl, bahan kimia karsinogenik, logam berat, dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC).
Bahaya Merokok dan Vaping
Tidak seperti vape, ada studi dan penelitian bertahun-tahun yang sepenuhnya mendukung bukti bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan manusia karena menyebabkan:
- Kerusakan pada setiap organ tubuh
- 90% persen dari semua kematian akibat kanker paru-paru
- Sekitar 80 persen kematian disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Meningkatnya risiko kondisi kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke
Studi tentang efek samping jangka panjang vaping saat ini terbatas. Tujuan dari penemuan vaping adalah cara yang lebih aman bagi perokok untuk mendapatkan nikotin.
Tetapi sebagian besar bukti menunjukkan bahwa bukan itu masalahnya. Vaping dapat menyebabkan:
- Kerusakan paru-paru
- Pelepasan sel-sel bebas dalam tubuh mendorong perkembangan kanker
- Sistem kekebalan tubuh lemah
- Perkembangan otak terhambat pada janin, anak-anak, dan remaja
Kapan Harus Menemui Dokter?
Secara umum, sangat disarankan tidak menggunakan rokok elektrik dan rokok konvensional. Sebagai alternatif, Anda bisa pergi ke metode sehat yang direkomendasikan oleh dokter cara berhenti merokok yang lebih aman.