Wanita yang Terbangun di Malam Hari Berisiko Meninggal Muda, Kok Bisa?

Selasa, 20 April 2021 | 12:11 WIB
Wanita yang Terbangun di Malam Hari Berisiko Meninggal Muda, Kok Bisa?
Ilustrasi tidur malam [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian mengungkapkan perempuan yang sering terbangun di malam hari 2 kali lebih berisiko meninggal dunia di usia muda. Tetapi, mereka bisa mengurangi risikonya dengan mencegah terbangun di malam hari.

Dokter menyarankan orang yang sering terbangun malam hari untuk menyumbat telinga agar tak mudah mendengarkan suara apapun, mengobati kebiasaannya mendengkur dan menurunkan berat badan. Penelitian ini melibatkan 8.000 pria dan wanita dalam kondisi mereka tidak sadar atau sedang tertidur di malam hari.

Kebiasaan terbangun di malam hari ini terjadi sebagai bagian dari kemampuan tubuh merespons situasi yang berpotensi bahaya, seperti kebisingan, rasa sakit, suhu dan cahaya.

Obstruksi pernapasan termasuk gejala sleep apnea, yang menyebabkan orang tidur mendengkur juga bisa membuat mereka menjadi tak sadar.

Baca Juga: Setelah Afrika Selatan, Kini Ada Varian Baru Virus Corona dari India?

Kebiasaan terbangun di malam hari ini belum tentu diingat besok paginya, tetapi pasti akan membuat orang mengantuk.

Penelitian oleh University of Adelaide, Australia dilansir dari The Sun, mengatakan gangguan ini terkait dengan tekanan darah yang lebih tinggi di antara masalah kesehatan lainnya, terutama bila sering terjadi.

Ilustrasi tidur nyenyak (Pixabay/xiangying_xu)
Ilustrasi tidur nyenyak (Pixabay/xiangying_xu)

Mereka melakukan penelitian ini menggunakan data dari 3 studi terpisah di mana partisipan mengenakan monitor tidur selama satu malam. Masing-masing diberi skor persentase, yang menggabungkan seberapa sering mereka terbangun di malam hari, berapa lama durasinya dan berapa lama jam tidurnya.

Peserta ditindaklanjuti selama beberapa tahun, yang berkisar dari rata-rata 6 tahun sampai 11 tahun.

Penulis utama studi, profesor Mathias Baumert dan rekannya menemukan bahwa wanita yang sering terbangun malam hari lebih sedikit daripada pria.

Baca Juga: 6 Efek Samping Vaksin AstraZeneca dan Berita Hits Kesehatan Lainnya

Tapi, wanita memiliki dampak lebih besar dibandingkan pria, terutama risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, yakni masalah kesehatan yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah, seperti stroke atau serangan jantung.

Wanita yang sering terbangun di malam hari atau 6,5 persen dari tidur malamnya memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular lebih besar antara 60 dan 100 persen atau dua kali lipat.

Risiko kematian mereka akibat penyakit kardiovaskular adalah 12,8 persen lebih besar dibandingkan 6,7 persen wanita yang tidur nyenyak di malam hari.

Risiko kematian dari semua penyebab penyakit juga meningkat antara 20 hingga 60 persen.

Secara keseluruhan, angka itu meningkat dari 21 persen pada populasi umum wanita menjadi 31,5 persen. Tapi, European Heart Journal mengatakan temuan ini kurang signifikan pada pria.

Pria yang sering terbangun di malam hari memiliki risiko masing-masing 13,4 persen dari 33,7 persen meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau kondisi medis lain. Sedangkan, pria yang tidur nyenyak setiap malam memiliki risiko lebih kecil menderita penyakit kardiovaskular 9,6 persen dan kondisi lain 28 persen.

Rekan penulis Dominik Linz, profesor di departemen kardiologi di Maastricht University Medical Center (Belanda), belum bisa menjelaskan penyebab perbedaan risiko antara pria dan wanita. Menurut Dominik Linz, kondisi ini mungkin juga dipengaruhi oleh perbedaan tubuh merespons ketika bangun di malam hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI