Meski Ada Kasus Pembekuan Darah, Kanada Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 19 April 2021 | 14:22 WIB
Meski Ada Kasus Pembekuan Darah, Kanada Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca
Bendera Kanada. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Kanada memutuskan untuk tetap menggunakan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, meski ditemukannya efek samping langka gangguan pembekuan darah.

Dilansir ANTARA, Kanada kembali melaporkan adanya kasus pembekuan darah langka pada Sabtu (17/4) dengan pasien memiliki kadar trombosit yang rendah, usai mendapat suntikan vaksin AstraZeneca pada pekan sebelumnya.

Pasien yang tidak disebutkan namanya tersebut mengalami peristiwa sangat langka itu telah ditangani dan berada dalam masa pemulihan, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Kanada.

Kemenkes menambahkan bahwa orang tersebut tinggal di Provinsi Alberta.

Baca Juga: Uni Eropa Kemungkinan akan Hentikan Vakisnasi AstraZeneca, Ini Sebabnya

Berdasarkan bukti yang ada, Kanada masih berkeyakinan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya, isi pernyataan itu.

"Kanada akan terus mengawasi secara cermat penggunaan semua vaksin COVID-19 dan memeriksa serta mengevaluasi kekhawatiran keamanan yang baru," kata otoritas kesehatan dalam pernyataan.

Kanada melaporkan kasus pertama pembekuan darah yang berhubungan dengan vaksin tersebut pada Selasa (13/4).

Sehari kemudian setelah peninjauan, otoritas kesehatan mengumumkan bahwa mereka tidak akan membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Dewan penasihat yang lain sebelumnya merekomendasikan Kanada agar tidak lagi memberikan vaksin AstraZeneca pada orang-orang berusia di bawah 55 tahun. Panel sedang melakukan peninjauan rekomendasi tersebut.

Baca Juga: Benarkah Efek Samping Vaksin Covid-19 Bisa Picu Gusi Berdarah? Ini Hasilnya

Kanada sedang meningkatkan gerakan vaksinasi COVID-19, namun persentase penerima vaksinnya masih lebih kecil dibandingkan dengan puluhan negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Di tengah ganasnya gelombang infeksi ketiga, Ontario, provinsi terpadat di Kanada, pada Jumat (16/4) mengumumkan pembatasan kesehatan masyarakat yang baru, termasuk menutup perbatasan provinsi bagi pelancong domestik. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI