Suara.com - Selain vaginismus, ada beberapa kondisi yang membuat wanita sulit untuk berhubungan intim. Salah satunya sindrom Mayer Rokitansky Küster Hauser (MRKH).
Alley Hensley, salah seorang wanita yang memiliki kondisi ini, mengatakan kondisi MRKH membuatnya hanya memiliki lubang vagina yang sangat kecil dan panjangnya seruas jari.
Ia pun memutuskan untuk menjalani operasi pemanjangan vagina di London, Inggris.
"Kurang dari sebulan setelah aku didiagnosis, aku berada di kereta menuju London untuk memperbaiki vaginaku. Bentuk perawatan dilatasi ini adalah kesempatanku untuk 'mengambil kendali' atas diriku," kata Hensley, dilansir Health.
Baca Juga: 40 Persen Perempuan dengan Infertilitas Alami Gangguan Ovulasi
Perawatan dilatasi merupakan metode untuk mengatasi kekakuan otot vagina dengan cara meregangkan otot-otot vagina menggunakan alat bantu dilator.
Hensley harus mendorong dilator ke organ intimnya selama 40 menit setiap hari, menggunakan dilator yang lebih besar seiring waktu.
"Sembilan bulan kemudian, tubuhku sudah membentuk vagina. Secara eksternal, Anda tidak akan tahu," sambungnya.
Wanita ini juga mengungkapkan bahwa dia mengalami infertilitas akibat kondisinya. Namun, ia sudah dapat melakukan hubungan intim setelahnya.
MRKH merupakan kelainan yang memengaruhi sistem reproduksi wanita. Penderita umumnya tidak mengalami menstruasi karena rahimnya tidak ada atau kurang berkembang.
Baca Juga: Bermasalah dengan Infertilitas? Hentikan 6 Hal Ini
Biasanya, penderita tidak memiliki vagina atau kurang berkembang. Namun, alat kelamin luarnya masih terlihat sama seperti wanita pada umumnya.
Ob-gyn di Winnie Palmer Hospital for Women and Babies di Orlando, Florida, Christine Greves, mengatakan tanda pertama seorang wanita menderita sindrom MRKH adalah ia tidak mengalami menstruasi pada usia 16 tahun.
"Tetapi wanita dengan MRKH biasanya masih memiliki ovarium yang berfungsi. Sama seperti perkembangan payudara dan bulu kemaluan. Dari luar, Anda tidak bisa mengetahui kondisi ini," pungkas Greves.