Andani menyebut pengembangan vaksin Nusantara tersebut unik juga menarik, karena memang penggunaan sel dendritik untuk vaksin Covid-19 belum ada dilakukan di dunia, tetapi untuk penelitian dalam bidang kedokteran sudah pernah dilakukan.
"Saya harus katakan, basis vaksin dendritik ini sudah ada sebelumnya. Kita bisa lihat di beberapa jurnal pernah diteliti untuk kanker prostat. Tapi kalau untuk SARS Cov-2 ini memang pertama," pungkas Andani.