Studi: Magic Mushroom Bisa Rawat Depresi, Setara dengan Antidepresan

Jum'at, 16 April 2021 | 09:35 WIB
Studi: Magic Mushroom Bisa Rawat Depresi, Setara dengan Antidepresan
Magic Mushroom (Dok. DEA Amerika Serikat/Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan Inggris menemukan bahwa senyawa psikedelik aktif yang ada dalam magic mushroom dapat mengobati depresi.

Jamur ini mungkin setidaknya sama efektifnya dengan obat antidepresan dan dapat membantu lebih banyak pasien sembuh dari depresi berat.

“Salah satu aspek terpenting dari pekerjaan ini adalah bahwa orang dapat dengan jelas melihat poensi terapi psilocybin yang diberikan dengan benar,” kata Robin Carhart-Harris yang merancang dan memimpin penelitian sebagai kepala pusat penelitian psikedelik di Imperial College London seperti yang dikutip dari Healthshots.

“Psilocybin tampil baik saat disejajarkan dengan antidepresan,” imbuhnya.

Baca Juga: Studi: Antidepresan selama Kehamilan Tak Berefek Langsung pada Janin

Melansir dari Healthshots, depresi adalah salah satu penyebab utama kesehatan mental utama di dunia, salah satu penyakit mental dengan pasien terbanyak. Carhart-Harris memperingatkan bahwa meski temuan ini menggembirakan, pasien sebaiknya tidak mencoba mengobati depresi sendiri dengan magic mushroom.

Ilustrasi magic mushroom. (Pixabay)
Ilustrasi magic mushroom. (Pixabay)

Penelitian yang telah diterbitkan pada New England Journal of Medicine ini melibatkan 59 pasien dengan depresi sedang hingga berat. Mereka diberikan psilocybin dosis tinggi dan plasebo atau escitalopram plus, dosisnya disetarakan dengan psilocybin.

Pada penelitian ini, respons pengobatan menunjukkan pengurangan setidaknya 50 persen pada skor depresi. Pengurangan tersebut terlihat pada 70 persen orang dalam kelompok psilocybin dan 48 persen pada kelompok escitalopram.

Hasil juga menunjukkan bahwa remisi gejala terlihat pada 57 persen kelompok psilocybin dibandingkan dengan 28 persen pada kelompok escitalopram.

Baca Juga: Kematian karena Bunuh Diri di Amerika Serikat Menurun Tajam Selama Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI