Peringatan Bagi Orangtua! Didikan Keras Hambat Perkembangan Otak Anak

Kamis, 15 April 2021 | 19:49 WIB
Peringatan Bagi Orangtua! Didikan Keras Hambat Perkembangan Otak Anak
Ilustrasi orangtua marahi anak [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak yang sering dibentak bahkan ditampar dan dipukul oleh orangtuanya memiliki risiko terhambatnya perkembangan otak.

Hal ini berbanding terbalik dengan anak yang mendapat pengasuhan tanpa kekerasan, sehingga otaknya berkembang secara baik.

Hal ini diungkap oleh penelitian yang diterbitkan di jurnal Development and Psychology, dengan meneliti 94 otak anak berusia 12-16 tahun yang mengalami didikan keras dari orang tuanya.

Lewat penelitian ini, peneliti mengelompokkan anak-anak yang sering mengalami didikan keras, seperti teriakan dan juga kekerasan fisik.

Baca Juga: Daftar 5 Makanan yang Bagus untuk Perkembangan Otak Anak

Hasilnya, anak-anak yang hidup dengan didikan keras orang tuanya, mengalami hambatan di perkembangan otak bagian prefrontal dan amigdala, dua bagian otak yang memengaruhi kesehatan emosional dan juga mental.

"Saya pikir yang paling penting bagi orang tua adalah, memahami bahwa seringnya menggunakan pola didik yang keras dapat membahayakan perkembangan anak. Bukan saja otaknya, tapi juga terkait perkembangan sosial dan emosionalnya," ungkap ketua peneliti Sabrina Suffren, dilansir dari Insider.

Studi ini mengembangkan penelitian sebelumnya pada tahun 2019, yang menunjukkan bahwa anak-anak mengalami penurunan fungsi otak akibat didikan keras orang tuanya.

"Ini pertama kalinya praktik didik anak yang keras dikaitkan dengan penurunan struktur otak, seperti yang kita temukan pada korban kekerasan," ungkapnya.

Meski demikian, orang tua yang melakukan bentakan maupun teriakan sesekali, tidak memengaruhi fungsi otak anak.

Baca Juga: Otak Masih Berkembang, Ini Alasan Gangguan Mental Banyak Dialami Remaja

Menurutnya, perbedaan struktur otak terkait dengan adanya pola didikan keras berulang semasa kanak-kanak.

"Ingat, anak-anak ini telah menjadi sasaran praktik didikan yang keras dari orang tuanya, sejak usia dua tahun hingga sembilan tahun," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI