Suara.com - Tidak hanya duduk diam lama di depan komputer yang bisa menyebabkan saraf kejepit atau dalam istilah medis disebut dengan HNP (Hernia Nucleus Pulposus), ternyata kebiasaan merokok juga berdampak serupa.
Hal ini diungkap Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine yang mengatakan merokok bisa merusak bantalan sendi.
"Merokok sangat berperan terhadap kerusakan bantalan sendi, karena rokok mengandung nikotin dan karbonmonoksida, keduanya berkumpul di jaringan bantalan sendi," ujar dr. Harmantya dalam keterangan tertulisnya yang diterima suara.com, Rabu (15/4/2021).
Perlu diketahui bantalan sendi tidak memiliki pembuluh darah, dan bergantung besar pada nutrisi yang masuk. Jika terhalang nikotin akibat aktivitas merokok, maka sendi tidak akan mendapat asupan gizi, karena tidak bisa masuk.
Baca Juga: Telah Terjadi Belasan Tahun, Pandemi Merokok Lebih Parah Dibanding Covid-19
Akibat masalah di persendian yang lemah karena kekurangan nutrisi inilah, akhirnya memicu peradangan atau arthritis, hasilnya nyeri, mati rasa, kesemutan di jari tangan dan kaki, hingga persendian lainnya mengalami saraf kejepit.
Perlu diketahui saraf terjepit adalah kondisi dimana terjadi penekanan pada saraf. Saraf kejepit bisa terjadi di area pinggang (Lumbal) dan leher (Cervical).
- Orang bisa dikatakan mengalami saraf kejepit apabila mengalami salah satu dari tiga gejala berikut:
- Komponen sensorik (rasa), misalnya kesemutan, baal yang terasa di tangan atau kaki.
- Komponen motorik (gerakan), misalnya jika sudah mendapati kelemahan anggota gerak.
- Komponen otonom, misalnya gangguan buang air kecil, dan buang air besar.
"Beragam faktor menjadi penyebab terjadinya saraf kejepit. Faktor genetik dan usia memang tidak bisa dihindari dalam kasus ini. Contohnya saja pada usia produktif yaitu usai 25 hingga 40 tahun, dimana banyak sekali keluhan di daerah pinggang," pungkas dokter yang juga Konsultan Tulang Pungging Eka Hospital BSD itu.