Gawat! Stroke dan Covid-19 Tingkatkan Risiko Kematian Hingga 2 Kali Lipat

Kamis, 15 April 2021 | 13:44 WIB
Gawat! Stroke dan Covid-19 Tingkatkan Risiko Kematian Hingga 2 Kali Lipat
ilustrasi penyakit stroke. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini, penelitian dari University of Utah Health mengungkap infeksi COVID-19 yang dibarengi dengan penyakit stroke hemoragik dapat meningkatkan risiko kematian hingga 2,4 kali lipat lebih tinggi daripada karena stroke saja.

Risiko lebih tinggi bahkan terjadi pada kelompok orang yang mengalami obesitas dan diabetes.

Stroke hemoragik merupakan kondisi pecahnya arteri dalam otak, yang memicu pendarahan di sekitar organ sehingga aliran darah pada otak berkurang dan terputus.

"Ini merupakan studi pertama yang mengungkap bahwa pasien dengan stroke hemoragik memiliki komorbid COVID-19. Dan ada peningkatan risiko kematian di rumah sakit secara signifikan," ungkap asisten profesor neurologi Adam de Havenon, MD.

Baca Juga: Curhat Perempuan Alami Pembekuan Darah Usai Divaksin Johnson & Johnson

Melansir dari Medical Express, temuan yang diterbitkan oleh PLUS ONE ini membuktikan bahwa perlu adanya studi lanjutan tentang pengobatan bagi kondisi penyakit ini.

Meski demikian studi lain menunjukkan, COVID-19 dapat meningkatkan risiko jenis stroke yang lebih umum, yakni stroke iskemik. Namun, sedikit penelitian yang membahas mengenai hubungan COVID-19 dengan stroke hemoragik.

Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu pendarahan intraserebral (ICH) yang disebabkan pendarahan di jaringan otak dan pendarahan subaraknoid (SAH) yang disebabkan adanya arteri yang rusak di permukaan otak.

Lewat akses database perawatan kesehatan, para peneliti menganalisis catatan medis dari 568 rumah sakit.

Mereka membandingkan data 23.368 orang dengan penyakit stroke hemoragik tanpa COVID-19 di tahun 2019, dengan 771 pasien stroke dan Covid-19 yang dirawat pada tahun 2020.

Baca Juga: Elite Politik Dukung Vaksin Nusantara, Rocky: Sinyal Tak Percaya Pemerintah

Hasilnya, 559 pasien stroke ICH dengan komorbid COVID-19 memiliki tingkat kematian di rumah sakit sebesar 46 persen, dibandingkan dengan pasien tanpa komorbid stroke yang hanya 18 persen.

Risiko kematian lebih tinggi juga ditemukan pada kelompok pasien pasien yang menjalani perawatan rawat inap lebih lama hingga 21 hari, dan perawatan di ruang ICU hingga 16 hari.

Hanya satu dari empat pasien yang memiliki hasil baik, yakni pulang ke rumah atau menjalani perawatan lanjutan di pusat rehab.

Hasil senada juga terlihat pada 212 pasien stroke SAH dengan komorbid Covid-19, dengan presentase kematiannya sebesar 43 persen.

Hanya 31 persen pasien yang memiliki hasil yang baik, dibanding dengan 65 persen pasien dari kelompok kontrol.

Selama rawat inap di rumah sakit, pasien COVID-19 yang mengalami stroke pendarahan intraserebral (ICH) dan pendarahan subaraknoid (SAH), juga cenderung mengalami penyakit koroner akut, gagal ginjal, dan emboli paru.

Adanya penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap pengobatan pasien stroke yang juga terinfeksi Covid-19.

"Adanya data dalam jumlah besar dari semua rumah sakit menunjukkan bahwa kombinasi ini bukan hanya terjadi pada satu atau dua orang. Dengan adanya data, diharapkab bisa membantu menyusun pengobatan dan membuat intervensi baru, dengan harapan memberi hasil yang lebih baik pada pasien," tutup Ramesh Grandhi MD, dari U of U Health.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI