Studi AS Buktikan Rutin Olahraga Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19

Kamis, 15 April 2021 | 10:35 WIB
Studi AS Buktikan Rutin Olahraga Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19
Ilustrasi: Studi AS Buktikan Rutin Olahraga Kurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rutin berolahraga terbukti bisa mencegah seseorang meninggal saat terinfeksi Covid-19. Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kaiser Permanente Southern California, Amerika Serikat.

Studi tersebut mengamati hampir 50.000 pasien virus corona dan ditemukan bahwa mereka yang terus-menerus tidak aktif secara fisik berisiko lebih besar meninggal akibat Covid-19 daripada pasien yang berolahraga.

Studi yang mengandalkan pengukuran Latihan Tanda Vital itu juga menemukan bahwa pasien yang aktif olahraga lebih rendah kemungkinannya untuk alami kondisi parah.

"Ini adalah peringatan akan pentingnya gaya hidup sehat dan terutama aktivitas fisik," kata Robert E. Sallis, MD., dokter olahraga di Kaiser Permanente Fontana Medical Center, dalam rilis berita yang diposting ke EurekAlert .org.

Baca Juga: Jadwal Kompetisi Olahraga Terdampak Upacara Pemakaman Pangeran Philip

"Motivasi Kaiser Permanente adalah untuk menjaga agar orang tetap sehat, dan penelitian ini benar-benar menunjukkan betapa pentingnya hal itu selama pandemi ini dan seterusnya. Orang yang rutin berolahraga memiliki peluang terbaik untuk mengalahkan Covid-19, sementara orang yang tidak aktif melakukan hal yang jauh lebih buruk," imbuhnya.

Sallis mengatakan bahwa berjalan dengan kecepatan sedang selama 30 menit setiap hari dapat memberikan perlindungan yang luar biasa terhadap virus. Studi itu diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine.

Subyek dalam penelitian itu adalah orang dewasa yang didiagnosis Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 21 Oktober 2020 yang memiliki setidaknya dua ukuran Latihan Tanda Vital antara Maret 2018 dan Maret 2020. Dari data tersebut, peneliti menemukan 6,4 persen pasien secara konsisten aktif, sedangkan 14,4 tidak konsisten.

Secara keseluruhan, sebanyak 8,6 persen pasien yang terlibat dalam penelitian ini akhirnya dirawat di rumah sakit. Sementara 2,4 persen dirawat di ICU dan 1,6 persen meninggal dunia.

Namun, para peneliti menemukan mereka yang tidak aktif gerak memiliki kemungkinan rawat inap lebih tinggi dengan risiko kematian akibat Covid-19 jadi 2,49 kali lebih besar.

Baca Juga: Lari Tak Berbahaya untuk Janin, Yuk Tetap Olahraga saat Hamil

Di antara semua pasien, mereka yang secara konsisten tidak aktif berolahraga ditambah dengan riwayat transplantasi organ dan berusia di atas 60 tahun memiliki risiko kematian Covid-19 terbesar.

"Yang paling mengejutkan saya dari penelitian ini adalah kekuatan hubungan antara ketidakaktifan dan hasil buruk dari Covid-19," ucap Deborah Rohm Young, Ph.D., rekan penulis studi dari Kaiser Permanente Departemen Riset & Evaluasi California Selatan, dikutip dari Fox News. 

"Bahkan setelah kami memasukkan variabel seperti obesitas dan merokok dalam analisis, kami masih melihat ketidakaktifan sangat terkait dengan kemungkinan rawat inap yang jauh lebih tinggi, masuk ICU, dan kematian dibandingkan dengan aktivitas fisik sedang atau aktivitas apa pun," jelas Young.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI