Suara.com - Belakangan, pembekuan darah sring disebut sebagai efek samping suntik vaksin AstraZeneca. Kini, vaksin AstraZeneca ini juga disebut menyebabkan efek samping orofacial, termasuk pembengkakan wajah atau kelumpuhan wajah.
Seorang wanita telah menceritakan efek samping yang dialaminya setelah suntik vaksin AstraZeneca pertama. Ia mengalami pembengkakan pada wajah. Efek samping orofacial ini bisa jadi merupakan efek samping dari vaksin Covid-19 yang belum diketahui.
Karena pembengkakan pada wajahnya itu, wanita asal Skotlandia ini tidak bisa makan atau tidur akibat efek samping parah usia suntik vaksin AstraZeneca pada Maret 2021 lalu.
Wanita bernama Liz Matheson, dari Dumfries dan Galloway mengalami kecatatan pada wajah dan ruam terbakar yang merupakan reaksi alergi langka dari vaksin Covid-19.
Matheson pun sempat khawatir akan mengalami cacat wajah permanen akibat efek samping langka tersebut. Sebab, wajahnya membengkak cukup besar, seperti berukuran dua kali lipat.

Tak hanya itu, ia juga mengalami ruam yang menyakitkan dan terbakar di pergelangan tangan langsung setelah suntikan pertama vaksin AstraZeneca. Kemudian, ruam itu menyebar ke sikunya selama 3,5 minggu.
Saat itu pula Matheson mulai berpikir kembali mengenai suntikan kedua vaksin AstraZeneca. Ia mengaku takut untuk melakukan vaksinasi lagi, karena khawatir wajahnya semakin terluka atau cacat permanen.
"Malam itu, awalnya lengan saya sedikit sakit dan tidak nyaman. Esok paginya, wajah saya membengkak dua kali lipat dan terasa sangat panas. Saya merasa seperti telah memasukkan kepala ke dalam oven hingga terbakar. Saya tidak bisa menahan panasnya," kata Matheson dikutip dari Express.
Matheson sempat berpikir bahwa pembengkakan wajahnya hanya terjadi sementara, tai ternyata itu masih berkelanjutan di hari berikutnya. Bahkan ia sampai kesulitan makan karena kondisinya.
Baca Juga: Virus Corona Varian Inggris Lebih Menular, Tapi Tidak Bikin Covid-19 Parah
Penelitian di US National Library of Medicine National Institutes of Health pun sedang berusaha menyelidiki orofacial sebagai efek samping vaksin Covid-19.