Sebut Pandemi Masih Kritis, WHO Tegas Larang Pasar Penjualan Hewan Liar

Rabu, 14 April 2021 | 13:20 WIB
Sebut Pandemi Masih Kritis, WHO Tegas Larang Pasar Penjualan Hewan Liar
ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan larangan terhadap pasar penjualan hewan liar. Pernyataan itu muncul setelah tim WHO mengunjungi Wuhan di China untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.

Melansir dari Sky News, WHO menyatakan bahwa virus corona paling mungkin berasal dari kelelawar, menyebar ke hewan tak dikenal lainnya, dan kemudian ditularkan ke manusia. Organisasi tersebut mengatakan dalam laporan terpisah pada hari Selasa (13/4/2021) bahwa hewan, terutama hewan liar adalah sumber lebih dari 70 persen penyakit menular yang muncul pada manusia.

"Mamalia liar, khususnya menimbulkan risiko munculnya penyakit baru. Mereka masuk ke pasar tanpa ada cara untuk memeriksa apakah mereka membawa virus berbahaya," ujar pihak WHO.

WHO mengatakan pasar tradisional memainkan peran sentral dalam menyediakan makanan dan mata pencaharian di seluruh dunia. Ia menambahkan bahwa melarang penjualan hewan liar hidup akan membantu melindungi kesehatan pembeli dan pekerja.

Baca Juga: CDC Sebut Pembekuan Darah Vaksin Johnson & Johnson Kasus Langka

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Virus yang paling terkait dengan Covid-19 telah ditemukan pada kelelawar di barat daya China. Inang perantara lebih sulit dipahami karena bisa saja dari cerpelai, trenggiling, kelinci, anjing rakun, dan kucing peliharaan semuanya.

Seruan untuk melarang penjualan hewan liar datang ketika WHO mengatakan pandemi virus corona global berada pada titik kritis. Dr. Maria van Kerkhove, kepala tanggapan teknis WHO, mengatakan pada konferensi pers bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk memerangi Covid-19.

"Kami berada di titik kritis pandemi sekarang, lintasan pandemi ini sedang berkembang," kata Maria van Kerkhove.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI