Suara.com - Vaksin Johnson & Johnson (J&J) disebut berpotensi memicu jenis pembekuan darah yang langka dan parah.
Sebelumnya telah dilaporkan 6 orang penerima mengembangkan jenis pembekuan darah tersebut setelah vaksinasi dengan Johnson & Johnson.
Melansir dari Medicinenet, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa pihaknya akan menangguhkan penggunaan vaksin Johnson & Johnson sementara.
"Enam kasus melibatkan apa yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST), jenis gumpalan langka yang terlihat dalam kombinasi dengan tingkat rendah trombosit darah (trombositopenia)," kata Dr. Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi Biologi FDA dan Penelitian dan Dr. Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama CDC, mengatakan dalam pernyataan bersama.
Baca Juga: Posko Penyekatan Perbatasan Lampung - Sumsel Diaktifkan Hari Ini
"Keenam kasus terjadi di antara wanita berusia antara 18 hingga 48 tahun, dan gejala muncul 6 hingga 13 hari setelah vaksinasi," kata mereka. Satu kasus meninggal dan wanita kedua di Nebraska berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Lebih dari 6,8 juta dosis vaksin Johnson & Johnson sejauh ini telah disuntikkan. Namun untuk berhati-hati, CDC mengadakan pada Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP) untuk meninjau lebih lanjut kasus-kasus ini dan menilai potensi signifikansinya.
Para ahli di FDA kemudian akan meninjau temuan ACIP.
Seperti yang dijelaskan Marks, gumpalan darah meski "sangat jarang", dapat menimbulkan komplikasi dalam pengobatan ketika kondisi itu muncul.
"Perawatan untuk jenis bekuan darah khusus ini berbeda dari perawatan yang biasanya diberikan," kata mereka.
Baca Juga: Dinkes: Vaksinasi COVID 19 pada Lansia di Palembang Masih Rendah
"Salah satu alasan utama diperlukannya tinjauan data adalah agar dokter dapat waspada terhadap potensi masalah dan dapat merencanakan pengenalan dan pengelolaan yang tepat karena perawatan unik yang diperlukan untuk jenis bekuan darah ini," kata kedua pejabat tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Johnson & Johnson mengatakan bahwa bahwa peristiwa tromboemboli termasuk yang dengan trombositopenia telah dilaporkan dengan vaksin Covid-19 tersebut.
Saat ini, tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara peristiwa langka ini dengan vaksin.