Mengobati Apnea Tidur Obstruktif pada Lansia Bantu Turunkan Risiko Demensia

Selasa, 13 April 2021 | 12:05 WIB
Mengobati Apnea Tidur Obstruktif pada Lansia Bantu Turunkan Risiko Demensia
Ilustrasi tidur (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menemukan orang lanjut usia atau lansia yang menerima terapi tekanan jalan napas positif untuk mengobati apnea tidur obstruktif (OSA) akan mengalami penurunan potensi terkena penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya.

Para peneliti dari Pusat Gangguan Tidur Michigan Medicine menganalisis klaim Medicare pada lebih dari 50.000 berusia 65 dan di atasnya yang telah didiagnosis dengan OSA.

Dalam studi perwakilan nasional ini, mereka memeriksa apakah para lansia yang menerima terapi tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk didiagnosis dengan demensia atau gangguan kognitif ringan selama tiga tahun ke depan.

"Kami menemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan terapi tekanan saluran napas positif dan kecilnya risiko terkena Alzheimer dan jenis demensia lainnya selama tiga tahun," kata penulis studi Galit Levi Dunietz, asisten profesor neurologi dan ahli epidemiologi tidur.

Baca Juga: Lansia dengan Masalah Pendengaran dan Penglihatan 2 Kali Berisiko Demensia

Menurutnya, dilansir Medical Xpress, hal tersebut menunjukkan terapi tekanan saluran napas positif kemungkinan melindungi terhadap risiko demensia pada penderita OSA.

Ilustrasi tidur (Shutterstock)

Penemuan ini menekankan dampak tidur pada fungsi kognitif.

"Jika ada jalur kausal antara pengobatan OSA dan risiko demensia, seperti yang disarankan oleh temuan kami, diagnosis dan pengobatan OSA yang efektif dapat memainkan peran kunci daam kesehatan koginitif lansia," sambung peneliti utama Tiffany j. Braley, profesor neurologi.

OSA merupakan kondisi di mana saluran napas bagian atas tersumbat sepanjang malam, menghalangi pernapasan normal saat tidur.

OSA dikaitkan dengan berbagai kondisi neurologis dan kardiovaskular lainnya, dan banyak lansia berisiko tinggi menderita kondisi ini.

Baca Juga: Tingkatkan Risiko Demensia, Hindari 7 Kebiasaan Buruk Berikut

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI