Kalbe Farma Kembangkan Alat Diagnosis Covid-19 Berbasis Air Liur

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 13 April 2021 | 04:32 WIB
Kalbe Farma Kembangkan Alat Diagnosis Covid-19 Berbasis Air Liur
Ilustrasi Tes Covid-19 Lewat Air Liur. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia kembali memiliki inovasi tes diagnostik COVID-19 yaitu RT LAMP Saliva yang bekerja menggunakan sampel air liur.

Dikutip dari Antara, Selasa (13/4), Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia perlu mencari cara untuk bisa meningkatkan testing bagi 270 juta penduduk indonesia yang tersebar di berbagai pulau.

Maka dari itu, RT LAMP Saliva diklaim bisa menjadi salah satu alternatif untuk mempercepat upaya testing tersebut.

Alat ini juga dianggap memiliki keunggulan yaitu nyaman dan praktis digunakan, memiliki akurasi tinggi, hasil yang cepat diperoleh, dan lebih ekonomis.

RT LAMP Saliva merupakan hasil pengembangan dalam negeri unit riset dan pengembangan PT Kalbe Farma yaitu Stem CelI and Cancer Institute (SCI) dan telah melalui uji performa analitik dan klinis di dalam negeri.

Alat tersebut diklaim memiliki sensitivitas 94 persen dan spesifitas 98 persen, dengan hasil dapat diperoleh dalam kurun sekitar 1,5 jam.

IVD Division Research Manager di Stem Cell and Cancer Institute PT Kalbe Farma Tbk, Akterono Dwi Budiyati mengatakan, dalam pengujian untuk deteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dengan gold standar berbasis RT-PCR, salah satu tantangannya adalah pada saat pengambilan sampel yang tidak nyaman yakni swab pada nasofaring.

Selain itu, metode tes usap juga dianggap memiliki risiko penularan pada tenaga kesehatan saat pengambilan sampel.

Pengerjaan tes dengan RT-PCR juga cukup panjang dan kompleks yang membutuhkan laboratorium dan mesin khusus, serta durasi tes bisa sekitar 2-3 hari dan harga yang dibanderol untuk tes itu relatif mahal.

Baca Juga: Salat Tarawih di Masjid Raya Medan, Masih Ada Jemaah Tak Pakai Masker

Sementara, lanjutnya, pengambilan saliva bersifat non invasif sehingga nyaman, dan secara ilmiah saliva bersifat stabil sehingga hanya memerlukan tabung steril untuk penyimpanan dan pengiriman spesimen.
Kemudian, karena pengambilan spesimen air liur dilakukan mandiri dengan "membuang" ludah pada tabung steril maka risiko penularan menjadi minimal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI