Suara.com - Tidak sedikit pasangan yang lebih memilih menggunakan kondom beraroma untuk kesenangan mereka saat berhubungan intim. Namun, pengguaan alat kontrasepsi ini bukan tanpa risiko.
BPOM AS (FDA) memperingatkan keberadaan gula dalam kondom beraroma yang dapat mengubah tingkat pH vagina wanita jika kondom ini digunakan dalam seks penetrasi.
Pada waktunya hal ini dapat menyebabkan infeksi jamur di tubuh wanita.
Selain itu, dilansir Health Shots, rasa disintesis secara kimiawi yang secara sederhana menyiratkan penggunaan kondom beraroma membuat Anda terpapar lebih banyak bahan kimia yang dapat mengiritasi vagina, menyebabkan gatal serta infeksi.
Baca Juga: Cornelia Agatha Menilai Penting Edukasi Seks pada Anak
Sebenarnya, menurut Medlife, kondom beraroma ditujukan untuk seks oral, bukan seks vaginal. Rasa yang disajikan adalah untuk meningkatkan kenikmatan seksual bagi pasangan dan menikmati seks oral.
Kebutuhan untuk mengemukakan pentingnya seks oral yang aman semakin meningkat dan sebagai hasilnya, kondom beraroma telah diiklankan.
Walau seks oral, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tetap menekankan penggunaan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, sifilis, HPV, dan bahkan HIV.
Jadi, kondom beraroma yang menutupi bau lateks tidak hanya membuat seks oral lebih menyenangkan tetapi juga membantu mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.
Baca Juga: Agar Hubungan Seks Tahan Lama & Orgasme Lebih Intens, Gunakan Teknik Edging