Suara.com - Seorang wanita yang mengidap gatal kronis akhirnya sembuh setelah dokter menyarankan menggunakan ganja. Padahal, wanita ini sudah mencoba segala jenis pengobatan, dari steroid hingga terapi cahaya, yang sama sekali tidak mempan. Kok bisa?
Berita populer lainnya adalah mengenai isu vaksinasi Covid-19 di bulan puasa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di bulan Ramadan tidak akan membatalkan puasa. Bagaimana penjelasannya?
Simak selengkapnya di bawah ini!
1. Sakit Gatal Menahun, Akhirnya Wanita Ini Sembuh Setelah Gunakan Ganja
Baca Juga: Meski Orang Dewasa yang Divaksin, Anak-Anak Tetap Butuh Perlindungan
Seorang wanita mengidap gatal kronis akhirnya sembuh setelah dokter menyarankan menggunakan ganja. Padahal, wanita ini sudah mencoba segala jenis pengobatan, dari steroid hingga terapi cahaya, yang sama sekali tidak mempan.
Wanita ini didiagnosis dengan pruritus kronis selama sepuluh tahun. Ini adalah kondisi yang mengacu pada rasa gatal berlangsung lebih dari enam minggu.
2. Jangan Khawatir, Ahli Pastikan Vaksinasi Covid-19 Tak Batalkan Puasa
Tahun ini merupakan tahun kedua Ramadan dirayakan di tengah pandemi Covid-19. Guna mencegah wabah tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di bulan Ramadan tidak akan membatalkan puasa.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Ahli Pastikan Vaksinasi Covid-19 Tak Batalkan Puasa
Hal ini dijelaskan oleh Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret, Dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, Fisqua. Kata Tonang, vaksinasi merupakan ikhtiar untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih mewabah.
3. Pfizer Minta Izin Menggunakan Vaksin Covid-19 Mereka untuk Kelompok Remaja
Produsen vaksin Covid-19 Pfizer telah meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk memperluas otorisasi penggunaan darurat terhadap anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.
Perusahaan mengatakan permintaanya untuk perpanjangan otorisasi berdasarkan pada data dari percobaan Tahap 3 pada remaja.
4. Hati-Hati, Terlalu Mabuk Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi
Bagi beberapa orang alkohol bisa mendorong gairah seks. Tetapi, di sisi lain, minuman ini juga dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Istilah untuk disfungsi ereksi akibat alkohol adalah 'whiskey dick'.
Meski tidak ada studi tentang 'whiskey dick' secara khusus, sebuah penelitian 2007 yang dilakukan di India menyimpulkan penggunaan alkohol dalam jangka panjang dan terus-menerus meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
5. WHO: Ada Ketimpangan Vaksinasi antara Negara Miskin dan Kaya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa masih ada ketidaksetaraan vaksin di negara kaya dan miskin atau berkembang. Hal ini dinyatakan sendiri oleh direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Melansir dari Independent, Tedros menyoroti ketidaksetaraan di mana beberapa negara memiliki jutaan dosis cadangan vaksin, sementara negara lain tidak memiliki cukup untuk mengimunisasi petugas kesehatan dan warga mereka yang paling rentan.