Suara.com - Bagi beberapa orang alkohol bisa mendorong gairah seks. Tetapi, di sisi lain, minuman ini juga dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Istilah untuk disfungsi ereksi akibat alkohol adalah 'whiskey dick'.
Meski tidak ada studi tentang 'whiskey dick' secara khusus, sebuah penelitian 2007 yang dilakukan di India menyimpulkan penggunaan alkohol dalam jangka panjang dan terus-menerus meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi pada penis untuk memperoleh hubungan seks yang memuaskan.
"Ini kemungkinan besar terjadi akibat kombinasi penurunan kepekaan penis dan kurangnya aliran darah dari otak ke penis karena kadar alkohol tinggi," kata Stanton Honig, direktur Program Kesehatan Pria di Yale Medicine Urology.
Baca Juga: Agar Hubungan Seks Tahan Lama & Orgasme Lebih Intens, Gunakan Teknik Edging
Otak mengomunikasikan respons seksual dan memicu perubahan aliran darah ke penis, tetapi alkohol dapat mengganggu proses ini.
Bagaimana alkohol menyebabkan disfungsi ereksi?
Berdasarkan Insider, perilaku dan respons seksual dimoderasi oleh otak. Artinya, sistem saraf memengaruhi hasrat, gairah, dan orgasme.
Alkohol meningkatkan risiko disfungsi ereksi karena dapat menekan sistem saraf pusat, yang memengaruhi fungsi otak, waktu reaksi, dan koordinasi.
Ini juga menurunkan aliran darah ke penis, dan akibatnya, dapat mencegah atau menghentikan pembentukan ereksi.
Baca Juga: Viral di TikTok, Benarkah Kopi Bikin Orgasme Lebih Baik pada Wanita?
"Penggunaan alkohol berat akan memengaruhi saraf yang menyebabkan sensasi menurun. Selain itu, ini juga dapat memengaruhi perhatian atau kewaspadaan sehingga pria tidak akan fokus mencapai orgasme," imbuh Judson Brandeis, ahli urologi dan pemilik Brandeis.
Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami prevalensi dan efek penggunaan alkohol pada disfungsi ereksi.