Suara.com - Menurut peneliti UC Riverside, anak olahraga dan melakukan diet sehat dapat memengaruhi kesehatan fisik dan kesehatan mental mereka saat menginjak usia dewasa.
Dikatakan, anak yang rutin olahraga dan diet sehat memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah sekaligus mengalami perkembangan otak yang lebih baik saat dewasa.
Melakukan diet dan juga olahraga secara konsisten, memang sangat direkomendasikan sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan. Studi ini sendiri merupakan penelitian pertama yang memeriksa efek gabungan jangka panjang dari dua faktor tersebut.
"Setiap kali Anda pergi ke dokter dengan kekhawatiran berat badan, pasti mereka merekomendasikan untuk berolahraga dan makan lebih sedikit,” ungkap doktoral fisiologi UCR, Marcell Cadney, sekaligus pemimpin studi.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Olahraga saat Puasa? Buruan Cek di Sini!
Peneliti menemukan, olahraga di awal kehidupan anak-anak umumnya dapat mengurangi perilaku cemas saat dewasa. Olahraga juga bermanfaat untuk meningkatkan massa otot dan otak, jika dilakukan dengan pola makan yang sehat.
Lewat temuan yang diterbitkan dalam Physiology and Behavior ini, para peneliti mencoba meneliti tikus usia muda menjadi empat kelompok.
Pada kelompok pertama, tikus memiliki akses olahraga, diikuti kelompok kedua yang tidak memiliki akses olahraga. Sedangkan kelompok ketiga diberi makanan yang sehat, diikuti kelompok empat yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
Peneliti melakukan analisis perilaku tikus dengan mengukur kapasitas aerobik, dan tingkat hormon yang berbeda. Setelah delapan minggu, peneliti menemukan tikus yang menjalani diet sehat, memiliki tingkat kontrol berat badan dan kadar leptin (sel lemak) yang memengaruhi di usia dewasa.
Selain itu, peneliti menemukan tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula saat anak-anak, dapat mengubah mikrobioma seumur hidup.
Baca Juga: Dampak Pelecehan Seksual di Kantor: Gangguan Mental & Penurunan Kinerja
"Temuan kami relevan untuk memahami efek potensial, dari pengurangan aktivitas dan perubahan pola makan yang terkait dengan obesitas," ungkap ahli fisiologi evolusioner UCR, Theodore Garland.
Marcell Cadney mengatakan, selama pembatasan Covid-19, terutama yang terjadi di masa -masa awal, anak-anak sangat jarang berolahraga. Penyebabnya, banyak anak tidak memiliki akses taman di sekitar perumahan, sehingga aktivitas fisiknya hanya sekolah daring.
"Penting bagi kami untuk menemukan solusi bagi anak-anak, termasuk perhatian ekstra saat mereka tumbuh dewasa," ungkapnya. Ia meyakini olahraga terbukti dapat mengurangi kecemasan saat dewasa, maka dari itu anak-anak perlu kesehatan fisik dan mental yang mendukung.