Ketua WHO Kritik Pembagian Vaksin Covid-19 yang Tidak Adil Secara Global

Minggu, 11 April 2021 | 15:35 WIB
Ketua WHO Kritik Pembagian Vaksin Covid-19 yang Tidak Adil Secara Global
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik pembagian vaksin  Covid-19 yang dianggap tidak adil antara negara kaya dan negara miskin.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan target melihat program vaksinasi berlangsung pada Sabtu di setiap negara terlewatkan.

"Masih ada ketidakseimbangan yang mengejutkan dalam distribusi vaksin secara global," kata Tedros, pada konferensi pers Jumat (9/4/2021) kemarin, dilansir BBC.

Di negara berpengahsilan tinggi atau negara kaya, hampir satu dari empat orang sudah menerima vaksin Covid-19. Sebaliknya, di negara miskin atau berpenghasilan rendah perbandingannya satu dari 500.

Baca Juga: Panpel Olimpiade Tokyo Siapkan 300 Kamar Hotel untuk Isolasi Covid-19

WHO telah lama menyerukan distribusi vaksin Covid-19 yang lebih adil. Mereka memimpin skema Covax yang dirancang untuk mendukung negara-negara miskin.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

Skema Covax diharapkan dapat mendistribusikan setidaknya 100 juta dosis ke seluruh dunia pada akhir Maret, tetapi sejauh ini hanya 38 juta suntikan yang telah diberikan.

“Kami berharap bisa mengejar selama April dan Mei,” sambung Tedros.

Dia juga mengkritik negara-negara yang mencari kesepakatan vaksin mereka sendiri di luar skema Covax.

"Beberapa negara dan perusahaan berencana untuk melakukan donasi vaksin bilateral mereka sendiri, melewati Covax karena alasan politik atau komersial mereka sendiri," lanjutnya.

Baca Juga: Puluhan Calon Penumpang Pesawat Positif Covid-19 dalam Tes GeNose

Menurutnya, hal tersebut dapat membuat kasus ketidakadilan vaksin semakin tinggi.

"Kelangkaan pasokan mendorong nasionalisme vaksin," tambahnya.

Melalui skema Covax, WHO berharap dapat memberikan lebih dari dua miliar dosis vaksin ke 190 negara dalam waktu kurang dari setahun.

Secara khusus, mereka ingin memastikan 92 negara yang lebih miskin akan menerima akses ke vaksin pada saat yang sama dengan negara yang lebih kaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI