Studi: Paparan Sinar Matahari Tinggi, Kematian Covid-19 Lebih Rendah

Minggu, 11 April 2021 | 08:44 WIB
Studi: Paparan Sinar Matahari Tinggi, Kematian Covid-19 Lebih Rendah
Ilustrasi. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sinar matahari disebut bisa melemahkan Covid-19. Dalam hal ini, sebuah studi menyatakan bahwa daerah-daerah di Amerika Serikat yang lebih cerah dengan paparan sinar matahari lebih banyak memiliki angka kematian Covid-19 yang lebih kecil.

Melansir dari Medicinenet, penelitian ini menunjukkan bahwa sinar UV matahari mungkin memberikan perlindungan terhadap penyakit tersebut. Penelitian ini telah diterbitkan pada British Journal of Dermatology.

"Efeknya bukan karena penyerapan yang lebih baik dari vitamin sinar matahari yang sehat atau vitamin D," kata tim peneliti Skotlandia yang dipimpin oleh Richard Weller dari University of Edinburgh.

Para peneliti melaporkan bahwa penelitian tersebut tidak dirancang untuk membuktikan hubungan sebab akibat. Namun, jika sinar matahari benar-benar membantu mencegah Covid-19 yang parah, mengoptimalkan paparan sinar matahari mungkin merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang memungkinkan.

Untuk penelitian tersebut, kelompok Weller menganalisis semua kematian Covid-19 yang tercatat di benua Amerika Serikat dari Januari hingga April 2020. Kemudian, membandingkan kematian dengan data tentang tingkat sinar ultraviolet matahari (UV) di negara bagian Amarika selama periode yang sama.

Baca Juga: Tambah 977, Kasus Covid-19 DKI Jakarta Hari Ini Jadi 391.567 Orang

Cuaca panas bisa merusak kulit wajah bila tak dilindungi dengan tabir surya. (Shutterstock)
Cuaca panas bisa merusak kulit wajah bila tak dilindungi dengan tabir surya. (Shutterstock)

Orang-orang di daerah dengan tingkat paparan sinar UVA tertinggi (yang merupakan 95 persen dari sinar UV matahari) lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena Covid-19 dibandingkan mereka di daerah dengan tingkat paparan UVA terendah.

Para peneliti melakukan analisis serupa di Inggris dan Italia dan mendapatkan hasil yang sama. Merata-rata hasil dari tiga penelitian, tim Skotlandia mengatakan bahwa untuk setiap peningkatan 100 kilojoule per meter persegi sinar matahari (ukuran standar) di area tertentu, kemungkinan kematian akibat Covid-19 turun sekitar sepertiga.

Menurut kelompok Weller, satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa paparan sinar matahari menyebabkan kulit melepaskan bahan kimia yang disebut oksida nitrat. Beberapa penelitian laboratorium telah menemukan bahwa oksida nitrat dapat mengurangi kemampuan virus corona baru untuk bereplikasi dan menyebar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI