Suara.com - Ramadan merupakan bulan suci, ketika semua umat muslim diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh.
Namun, masih ada pengecualian bagi beberapa kelompok, seperti anak-anak, wanita hamil atau menyusui, serta orang yang sakit.
Selama berpuasa, tubuh akan menggunakan simpanan karbohidrat di hati serta otot, dan lemak untuk menyediakan energi setelah semua kalori dari makanan yang dikonsumsi saat sahur habis.
Tubuh tidak dapat menyimpan air sehingga ginjal menghemat air sebanyak mungkin. Tetapi tubuh akan tetap mengalami dehidrasi ringan, yang dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi.
Baca Juga: Keistimewaan 10 Hari Pertama Ramadhan
Berdasarkan laman British Nutrition Foundation, ini tidak berbahaya bagi kesehatan, asalkan ada cukup cairan yang dikonsumsi saat berbuka puasa untuk menggantikan yang hilang.
Begitu berbuka puasa, tubuh bisa rehidrasi dan kembali berenergi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Ketika sahur, lebih baik hindari makanan asin karena dapat merangsang rasa haus di siang harinya.
Meski jamuan buka puasa sering kali menjadi waktu 'perayaan', penting untuk tidak makan berlebihan. Mengonsumsi banyak makanan yang digoreng, lembut, dan manis sebenarnya menambah berat bdan selama Ramadhan.
Sebenarnya, bulan puasa ini dapat dijadikan waktu yang tepat untuk melakukan perubahan guna meningkatkan keseimbangan pola makan yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Fashion Show hingga Bazar Kuliner, SCH Gelar Acara Menarik Jelang Ramadhan
Perubahan kebiasaan makan dan kekurangan cairan di siang hari dapat menyebabkan sembelit bagi sebagian orang. Karenanya, konsumsi makanan berserat tinggi serta minum banyak cairan dapat meringankannya.
Jangan lupa untuk melakukan beberapa aktivitas fisik ringan setelah buka puasa, seperti berjalan-jalan.