Usai AstraZeneca, Vaksin Johnson & Johnson Diduga Picu Pembekuan Darah

Sabtu, 10 April 2021 | 16:42 WIB
Usai AstraZeneca, Vaksin Johnson & Johnson Diduga Picu Pembekuan Darah
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah vaksin AstraZeneca, para ahli menyelidiki 4 kasus pembekuan darah langka usai suntik vaksin Johnson & Johnson. Karena, 1 orang Inggris telah meninggal dunia setelah suntik vaksin Covid-19 ini sehingga tidak lagi digunakan.

Regulator obat Eropa, European Medicines Agency (EMA) mengatakan akan melakukan tinjauan terhadap keamanan vaksin Johnson & Johnson. Satu kasus terjadi dalam uji klinis dan menyebabkan kematian.

Sedangkan 3 kasus lainnya terjadi selama pendistribusian vaksin Johnson & Johnson di Amerika Serikat. Kasus ini serupa dengan yang dilaporkan beberapa orang setelah suntik vaksin AstraZeneca.

Perusahaan pembuat vaksin Johnson & Johnson di Amerika mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui laporan pembekuan darah terkait vaksin buatannya. Perusahaan Johnson & Johnson pun bekerja dengan regulator obat untuk menganalisis data dan informasi yang terkait dengan laporan tersebut.

Baca Juga: Peneliti: Gabungan Obat Antijamur dan Antidepresan Bisa Lawan Virus Corona

"Saat ini, tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara pembekuan darah langka dengan vaksin Johnson & Johnson," jelas perusahaan Johnson & Johnson dikutip dari The Sun.

Ilustrasi pembekuan darah (Freepik/sci8indy)
Ilustrasi pembekuan darah (Freepik/sci8indy)

Tapi, orang yang suntik vaksin Johnson & Johnson dan mengalami gejala parah harus segera mencari bantuan medis. Gejala parah ini bisa berupa sesak napas, nyeri dada, bengkak di kaki, nyeri perut terus-menerus, gejala neurologis, memar berlebihan dan bercak darah kecil di tempat suntikan.

Bahkan EMA juga belum tahu persis kaitan antara vaksin AstraZeneca dan vaksin Johnson & Johnson dengan pembekuan darah. Tapi, Inggris yang telah memesan vaksin Johnson & Johnson ini masih menunda penggunaannya karena berkaitan dengan pembekuan darah.

Padahal sebelumnya, vaksin Johnson & Johnson ini diperkirakan bisa digunakan oleh orang yang lebih muda sekaligus sebagai pilihan lain dari vaksin AstraZeneca.

Apalagi Johnson & Johnson juga telah melakukan penelitian pada remaja. Bahkan pihaknya telah berencana untuk melakukan penelitian pada anak-anak dan ibu hamil.

Baca Juga: Ahli Khawatir Varian Baru Virus Corona Nigeria Lebih Mematikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI