Suara.com - Selama pandemi Covid-19 banyak anak usia sekolah yang mengalami learning loss. Bahkan hal itu juga diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Mereka mengatakan jika penutupan sekolah yang berlangsung sejak Maret 2020 silam sangat mempengaruhi kualitas pendidikan Indonesia.
"Yang paling terkena dampak pandemi adalah terjadinya learning loss terhadap pengalaman belajar, dan kelompok yang paling rentan yaitu keluarga kurang mampu," ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Balitbang & Perbukuan Kemendibud Ir. Totok Suprayitno, Ph.D, Jumat (9/4/2021).
Sementara itu jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, siswa melakukan jarak jauh (PJJ) yang memiliki banyak kekurangan, Rythia Afkar, Economist, World Bank memperkirakan presentase learning los meningkat sebanyak 10 persen.
Baca Juga: SDN 03 Manggarai Bakal Lockdown Jika Guru atau Murid Terpapar Corona
Khususnya learning loss pada anak berusia 10 tahun yang tidak bisa membaca dan tidak mengerti simple teks akan terkena dampak paling parah.
tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan itu learning loss?
Mengutip Ukfiet, learning loss adalah keadaan dimana seseorang atau siswa kehilangan minat belajar, yang sangat berdampak pada pengetahuan dan keterampilan anak secara spesifik akan menurun.
Sejak penutupan sekolah, sudah ada dua pertiga atau 68 persen pelajar di seluruh dunia, yang mengalami learning loss. Setidaknya ada 3 dampak yang bisa terjadi akibat learning loss, seperti sebagai berikut:
1. Waktu belajar berkurang
Akibat waktu belajar berkurang, membuat siswa tidak lagi bersemangat belajar, lantas jadi bolos sekolah dan dan menghambat perkembangan keterampilan siswa.
Baca Juga: Syarat Daftar Sekolah Kedinasan 2021, Ini Dokumen yang Dibutuhkan
2. Kesenjangan akses pendidikan
Maraknya sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat siswa di perkotaan lebih memiliki previllage atau keuntungan karena fasilitas yang lebih menunjang dibanding di pedesaan, yang akhirnya memicu gap yang semakin berjarak.
3. Banyak anak putus sekolah
Kenyataan ini mengancam siswa atau anak yang terpinggirkan, akibat kehilangan minat belajar, bolos, hingga ketiadaan fasilitas belajar. Akibat tidak pernah hadir, sekolah dan universitas akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan pelajar tersebut.