Suara.com - Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) ikut turun tangan dalam menangani korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Informasi yang disampaikan Ketua PABOI Dr. dr. Edi Mustamsir, Sp. OT(K)., bahwa banyak korban membutuhkan perawatan medis terkait cedera tulang dan sendi.
"Situasi darurat saat ini adalah penanganan pasien yang mengalami masalah terkait Muskoloskeletal (tulang dan sendi). Kami sudah berkoordinasi dengan PABOI di berbagai wilayah agar menyiapkan tenaga medis yang akan dirotasi setiap minggu," kata dokter Edi melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com, Kamis (8/4/2021).
Rotasi tersebut dimaksudkan untuk menjaga stamina para tenaga medis yang bertugas juga menghindari kelelahan secara fisik dan mental, lanjut dokter Edi.
Baca Juga: Bertambah, Korban Tewas Akibat Siklon Tropis Seroja NTT Jadi 163 Orang
Tim medis yang dikerahkan terdiri dari 6 dokter spesialis ortopedi dan 1 dokter spesialis anestesi, yakni dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K), dr. Hisbullah, Sp.An, KIC, dr. Nur Rahmansyah, Sp.OT, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT, dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), dr. Sudjitoe Rante, M. Biomed, SpOT(K), dr. Zuwanda, SpOT, serta dua orang perawat operasi ortopedi
Para tim medis tersebut telah berangkat sejak 6 April 2021 dari Makassar menuju Maumere. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Larantuka pada hari yang sama.
Setibanya di Larantuka, keempat tim medis bersiap melakukan operasi Muskoloskeletal bagi para korban yang sudah dievakuasi ke RSUD Larantuka.
Sesudah menangani para korban di RSUD Larantuka, tim medis gabungan PABOI dan PDEI itu terbagi menjadi dua tim dan menuju ke Lembata yang dipimpin oleh dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), juga ke daerah Alor dipimpin oleh dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K).
Di Alor, mereka akan menangani pasien di dua lokasi: Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur di RSUD Kalabai.
Baca Juga: Update Banjir Bandang NTT: Korban Tewas Tambah Jadi 163 Jiwa, 45 Hilang
"Saat ini kami sedang berupaya melakukan pelayanan ortopedi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, seraya berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke Rumah Sakit," kata dr. Phetrus, tim medis yang berada di lokasi bencana.
Ia mengungkapkan bahwa tim medis juga mengalami kendala akses jalan ke posko kesehatan yang terkena longsor. Akibatnya proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut.
Dokter Phetrus mengaku, masih banyak korban yang belum bisa ditangani akibat terbatasnya akses jalan. Sementara dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka yang belum memadai jyga kurangnya alat dressing luka modern.
Sementara itu dr. Helmiyadi, tim medis yang berada di Lembata tengah menyiapkan operasi pasien patah tulang yang terdampak bencana banjir longsor di wilayah tersebut.
"Alat dan bahan operasi ortopedi dibawa lengkap oleh tim medis PABOI untuk memberikan hasil yang terbaik," katanya.
Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, Sp.OT., meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid di area bencana. Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar Covid selama menangani pasien.
Meski telah mulai melakukan perawatan medis, tim PABOI dan PDEI tetap membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang.