Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat pelacakan kasus tuberkulosis atau TB terhambat. Kementerian Kesehatan telah mengumumkan bahwa pelacakan kasus baru TB sepanjang 2020 menurun dibandingkan pada tahun 2019.
Duta tuberkulosis Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro, menyampaikan bahwa pelacakan kasus TB tahun lalu hanya mencapai setengah dari yang ditargetkan.
"Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenkes, tingkat notifikasi TB menurun hingga 42 persen. Jauh sekali dari target 2020 yaitu 80 persen," ujar dokter Reisa saat webinar 'Penanggulangan Tuberkulosis Pasca Setahun Pandemi Covid-19', Kamis (8/4/2021).
Berdasarkan data Direktorat di Kemenkes hingga 24 Februari 2021 juga tercatat bahwa angka kesuksesan pengobatan TB menurun 1 persen, lanjut dokter Reisa.
Baca Juga: Eliminasi Tuberkulosis, Jemput Bola dan Cari Kasus Jadi Cara Terbaik
"Dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 82 persen. Padahal seharusnya targetnya naik 85 persen," ucapnya.
Kekhawatiran masyarakat untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan karena takut dengan paparan virus corona jadi salah satu faktor berkurangnya penemuan kasus TB dan penurunan tingkat pengobatan. Mengantisipasi hal tersebut, Kemenkes pun menggerakkan tenaga kesehatan di puskesmas yang melakukan pelacakan kontak Covid-19, sekaligus menanyakan resiko penyakit TB, lantaran kedua penyakit ini memiliki gejala yang hampir sama.
"TB dan Covid mungkin gejalanya sama, yaitu batuk. Tetapi tentunya kita harus memastikan dulu kalau batuk bukan kasus Covid-19. Jadi kita sudah memberikan SOP, khususnya teman-teman di surveilans dan yang melakukan pelacakan kasus kontak di Puskesmas, untuk memberikan pertanyaan tambahan (terkait gejala TB)," kata Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr. Siti Nadia Tarmidzi dalam webinar yang sama.
Ia menambahkan, pertanyaan yang diajukan terkait dengan berbagai gejala khas TB, seperti batuk yang tak kunjung sembuh, penurunan berat badan, hingga keringat pada malam hari. Jika dalam pelacakan kontak ditemukan orang dengan gejala seperti itu dan dipastikan status infeksi Covid-19 negatif, maka petugas akan mengidentifikasi kembali kasus tersebut.
"Salah satu tantangan karena biasanya pasien tuberkulosis sama dengan pasien Covid-19, gejalanya batuk. Tetapi kalau demam, seringkali pasien tuberkulosis tidak ada. Kalau kemudian dipastikan pada pemeriksaan itu tidak ada yang mengarah ke Covid, segera untuk ditangani pemeriksaan untuk tuberkulosis," jelasnya.
Baca Juga: Cegah Tuberkulosis, Ini 6 Kebiasan untuk Membentuk Gaya Hidup Sehat
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga telah meminta agar pelacakan kasus tuberkulosis tetap dilakukan secara optimal. Tujuannya agar target untuk Indonesia eliminasi tuberkulosis pada 2030 bisa tercapai.