Suara.com - Beberapa vaksin Covid-19 telah tersedia dan sudah diberikan pada masyarakat. Namun banyaknya varian vaksin membuat orang bertanya-tanya, vaksin manakah yang terbaik.
Melansir dari Medical Xpress, sulit untuk menetapkan mana yang terbaik karena vaksin tidak secara langsung dibandingkan dalam penelitian. Tetapi para ahli mengatakan vaksin memiliki kualitas sama dalam hal mencegah rawat inap dan kematian.
"Untungnya, semua vaksin ini tampaknya melindungi kita dari penyakit parah," kata Dr. Monica Gandhi dari Universitas California, San Francisco.
Dan bukti dunia nyata saat jutaan orang menerima vaksin menunjukkan bahwa hampir semua jenis vaksin bekerja dengan sangat baik.
Baca Juga: Update 8 April: Kasus Covid-19 Indonesia Naik 5.504, Jadi 1.552.880 Orang
Misalnya pada vaksin dua dosis dari Pfizer dan Moderna, yang ditemukan sekitar 95 persen efektif dalam mencegah penyakit. Studi untuk suntikan itu menghitung kasus Covid-19 apakah itu ringan, sedang atau parah, dan dilakukan sebelum mutasi virus yang mengkhawatirkan mulai beredar.
Kemudian Johnson & Johnson menguji vaksin dosis tunggal di mana 66 persen protektif terhadap penyakit sedang hingga berat dalam penelitian internasional berskala besar.
Vaksin dua dosis AstraZeneca yang digunakan di banyak negara menghadapi pertanyaan tentang tingkat pasti keefektifannya yang ditunjukkan oleh penelitian. Tetapi para ahli setuju bahwa vaksin ini juga melindungi dari penyakit parah.
Di seluruh dunia, jumlah pasien rawat inap menurun di negara-negara di mana vaksin telah diluncurkan termasuk Israel, Inggris dan Skotlandia terlepas dari vaksin mana yang diberikan. Begitu juga dengan vaksin Sinovac yang pada pengujian Brazil menunjukkan efektivitasnya dalam menurunkan risiko penyakit parah.
Baca Juga: Muncul Klaster Sekolah Pertanian Singkawang, 43 Siswa Positif COVID-19