Deteksi Corona di Ruangan, Studi Sarankan Pengukuran Kadar Karbon Dioksida

Kamis, 08 April 2021 | 15:34 WIB
Deteksi Corona di Ruangan, Studi Sarankan Pengukuran Kadar Karbon Dioksida
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Karbon dioksida (CO2) di dalam ruangan meningkatkan risiko penularan Covid-19. Hal ini dinyatakan dalam studi yang terbit pada jurnal Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences (CIRES).

Melansir dari Medical Xpress, studi menunjukkan bahwa lingkungan dalam ruangan mana pun, ketika tingkat CO2 berlebih dua kali lipat, risiko penularan Covid-19 juga meningkat dua kali lipat.

Pada penelitin ini, para ahli kimia mengandalkan fakta sederhana yang menyatakan bahwa orang yang terinfeksi menghembuskan virus di udara pada saat yang sama saat mereka menghembuskan CO2. Hal ini yang kemudian menunjukkan bahwa CO2 dapat berfungsi sebagai pendekatan untuk memperkirakan jumlah virus di udara.

"Anda tidak pernah aman di dalam ruangan berbagi udara dengan orang lain, tetapi Anda dapat mengurangi risikonya," kata Jose-Luis Jimenez, salah satu penulis penilaian baru, CIRES Fellow dan profesor kimia di University of Colorado Boulder.

Baca Juga: Zona Merah Kantor Bus Sekolah DKI: 58 Orang Positif Corona, Satu Meninggal

"Dan pemantauan CO2 benar-benar satu-satunya pilihan berbiaya rendah dan praktis yang kami miliki untuk pemantauan," kata Zhe Peng, peneliti CIRES dan kimia, dan penulis utama makalah baru.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Jimenez dan rekannya melakukan penelitian dengan monitor karbon dioksida yang tersedia secara komersial. 

Penelitian menunjukkan bahwa di setiap ruangan model tersebut  memperlihatkan risiko relatif Covid-19. Peneliti menunjukkan bahwa jika tingkat CO2 di gym turun dari 2.800 menjadi 1.000 ppm risiko penularan Covid-19 juga turun. Di perpustakaan, jika masuknya orang membuat CO2 melonjak dari 800 menjadi 1.600, risiko penularan Covid-19 menjadi tiga kali lipat.

"Di mana pun Anda berbagi udara, semakin rendah CO2, maka semakin rendah risiko infeksi," kata Jimenez.

Baca Juga: IDI Jember Tak Rekomendasikan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI