Suara.com - Percobaan pertama pada manusia dari vaksin baru untuk HIV hasilnya dapat menstimulasi sel kekebalan langka yang memainkan peran kunci dalam melawan virus pada 97% peserta uji coba.
Vaksinasi merupakan penderkatan baru untuk untuk melawan human immunodeficiency virus (HIV) yang cepat bermutasi.
Sebelumnya, virus ini mampu menghindari vaksin dengan menyerang bagian dari sistem kekebalan secara langsung serta menghindari pertahanan kekebalan tubuh lainnya.
Pengembang vaksin HIV ini adalah ilmuwan di Scripps Research San Diego dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI). Vaksin masih dalam tahap uji klinis Tahap I dan sejauh ini telah diuji kepada 48 orang saja.
Baca Juga: Jual Vaksin Palsu, Perawat Gadungan Terancam 15 Tahun Penjara
Hasil pertama disebut membangkitkan semangat, terlebih Scripps dan IAVI sekarang akan bermitra dengan Moderna untuk membuat vaksin mRNA HIV.
"Dengan banyak kolaborator dalam studi, berarti vaksin dapat dirancang untuk merangsang sel kekebalan langka dengan sifat spesifik, dan stimulasi yang ditargetkan ini bisa sangat efisien pada manusia," kata penulis studi William Schief, ahli imunologi di Scripps.
"Kami percaya pendekatan ini akan menjadi kunci dalam membuat vaksin HIV dan mungkin penting untuk membuat vaksin melawan patogen lain," sambungnya, dilansir Live Science.
Perkembangan Vaksin HIV
Penelitian vaksin HIV dimulai pada 1980-an, tidak lama setelah penemuan virus penyebab AIDS ini. Namun kemajuannya lambat, dan hasilnya hanya menunjukkan 31% efektif.
Baca Juga: Kata Ahli Soal Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca dan Berita Kesehatan Lain
Sementara itu, studi lanjutan vaksin kombiasi tersebut menemukan perlidungannya terbatas dan memudar setelah sekitar satu tahun vaksinasi.
HIV merupakan target yang sulit untuk divaksinasi karena ahli dalam menghindari respons antibodi tubuh. Terlebih dengan mudahnya virus ini bermutasi.
Belajar dari masa lalu, vaksin yang dikembangkan sekarang berfokus pada antibodi langka, dikenal sebagai 'antibodi penetralisir secara luas'. Antibodi ini dapat mengikat protein lonjakan HIV, kunci yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.
Masalahnya, antibodi penetralisir tersebut disekeresikan oleh hanya segelintir, sekitar satu dari setiap satu juta, sistem kekebalan sel B. Ini adalah sel yang menghasilkan antibodi.
"Untuk mendapatkan respons antibodi yang tepat, pertama-tama kita perlu melakukan prima pada sel B yang tepat," imbuh Schief.
Hasil Vaksin HIV Baru
Vaksin baru bernama eOD-GT8 60mer ini seara spesifik mengargetkan kumpulan sel B. Uji coba awal tidak secara langsung menguji apakah vaksin mencegah infeksi HIV, tetapi melihat apakah vaksin aman dan apakah peserta yang disuntikkan mengembangkan antibodi penawar.
Peneliti mempresentasikan hasilnya di konferensi International AIDS Society HIV Research for Prevention pada 3 Februari lalu, yang menunjukkan antibodi ditemukan pada 97% yang menerima vaksin.
Studi ini masih panjang, apalagi harus ada uji coba lanjutan untuk menguji kefektifan dan kemanan vaksin pada sekelompok besar orang.
Para peneliti berharap dengan bermitra dengan Moderna dalam menggunakan teknologi baru mRNA akan membantu mereka untuk berhasil dalam hal keamanan dan kemanjuran vaksin HIV.