Hoaks Seputar Vaksinasi Bertebaran, Masyarakat Wajib Saring Informasi

Kamis, 08 April 2021 | 03:05 WIB
Hoaks Seputar Vaksinasi Bertebaran, Masyarakat Wajib Saring Informasi
Ilustrasi hoaks. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya jumlah hoaks alias kabar bohong dan palsu menjadi masalah baru di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan catatan pemerintah, saat ini ada lebih dari 150 informasi palsu dan hoaks yang beredar di masyarakat, terkait vaksinasi dan vaksin Covid-19.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehataan Dr. Widyawati, MKM, isu terkait kesehatan merupakan isu yang spesifik, dan dibutuhkan keahlian khusus untuk mengklarifikasi apakah informasi tersebut hoaks atau fakta.

"Maka dari itu, kami selalu menghimbau masyarakat untuk saring sebelum sebar," ungkapnya lewat webinar Melawan Hoaks dan Misinformasi Vaksinasi COVID-19, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Saat Ramadan, Ganjar Siapkan Beberapa Skenario

Ia melanjutkan, informasi hoaks belakangan ini memang banyak yang menyorot kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), bertepatan dengan berjalannya program vaksinasi nasional.

"Hoaks itu nantinya akan kita telusuri dan olah bersama. Karena isu kesehatan perlu ahli untuk klarifikasi. Apabila informasi ini salah, maka kami luruskan dengan konferensi pers," ungkapnya.

Senada dengan Widyawati, Communication for Development Specialist UNICEF Rizky Ika Safitri meyebut WHO menempatkan hoaks sebagai salah satu ancaman global bagi kesehatan masyarakat.

Sedikitnya ada lima hoaks baru yang tersebar setiap hari. Sementara itu untuk meluruskan dan klarifikasi, perlu waktu yang tidak sebentar.

"Kalau dilihat secara umum, hoaks vaksinasi terus berulang. Misalnya terkait KIPI di tahun 2017-2018 saat Kemenkes melakukan kampanye campak rubella," lanjutnya.

Baca Juga: Update: Baru 9,1 Juta Orang di Indonesia Disuntik Vaksin Covid-19

Ia juga menyarankan agar masyarakat perlu dibekali kemampuan literasi digital, hal ini penting untuk memahami semua informasi yang bersumber dari internet, yang perlu diklarifikasi kebenarannya.

Menurutnya, masyarakat perlu diberi tahu agar tidak terpengaruh dengan hoaks yang merugikan.

"Sehingga masyarakat yang menerima hoaks sudah tahu jenis-jenisnya, dan tidak terpengaruh dengan hoaks tersebut," ungkap Rizky.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI