Suara.com - Uji coba sekolah tatap muka dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di 85 sekolah. Apa tanggapan Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia?
Ketua Satgas IDI, Prof. Zubairi Djoerban meminta Pemprov DKI Jakarta untuk kembali mencabut uji coba pembukaan tatap muka di 85 sekolah di Jakarta, yang dimulai Rabu, 7 April 2021 hari ini.
"Walaupun satu orang, nyawa sangat berharga, mohon dipikirkan ulang untuk membatalkan uji coba (sekolah tatap muka)nya," ujar Prof. Zubairi saat dihubungi Suara.com, Rabu (7/4/2021)
Permohonan ini disampaikan Prof. Zubairi, karena menurutnya saat ini pemerintah belum tepat untuk membuka kembali pembelajaran tetap muka di sekolah, mengingat angka positifity rate (angka penularan) Indonesia masih di atas 10 persen.
Baca Juga: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Tatap Muka Terbatas 2021
"Pasien Covid-19 baru masih terus muncul. Walaupun sudah berkurang, tapi belum aman. Nanti kalau sudah 5 persen aman, kurang dari 10 persen agak aman, namun berbahaya tapi bisa untuk uji coba. Kalau di atas 10 persen seperti sekarang, ya mboten. Nanti dululah," ungkap Prof. Zubairi.
Meskipun uji coba membuka puluhan sekolah ini dilakukan di DKI Jakarta, di mana tata laksana dan pola perilaku masyarakatnya bisa lebih tertib, dibanding daerah lain tapi hal ini tidak jadi jadi jaminan keamanan.
Buktinya Profesor Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu masih mendapati positivity rate Covid-19 di ibukota masih saja di atas 10 persen.
"Pokoknya risiko tinggi banget, kalau positivity rate itu masih di atas 10 persen," katanya menegaskan.
Dokter yang akrab disapa Prof. Beri itu berharap pemerintah segera mencabut uji coba sekolah tatap muka, dan tidak menunggu sampai semua sekolah di Indonesia jadi tempat penularan Covid-19, karena keadaannya masih berbahaya.
Baca Juga: Mengintip Uji Coba Perdana Sekolah Tatap Muka di Jakarta
Seharusnya kata dia, beberapa kasus penularan Covid-19 setelah pembukaan sekolah di daerah bisa jadi cerminan.
"Nggak usah menunggu seluruh sekolah tertular dulu baru dibatalin. Udah banyak banget kasusnya dari Sumatera Barat, Kendal, Pulau Batam, sampai 3 sekolah di tutup," pungkas Prof. Beri.
Sementara itu Dinas Pendidikan DKI Jakarta mulai membuka 85 sekolah yang terdiri dari SD, SMP hingga SMA/SMK terhitung 7 April hingga 29 April 2021, dengan sejumlah ketentuan yang harus dipatuhi.
Di antaranya seperti durasi belajar 3 hingga 4 jam, daya tampung 1 kelas hanya 50 persen, ditambah pengaturan jarak 1,5 meter antar tempat duduk siswa.
Tapi perlu diingat juga, data Satgas Covid-19 per 28 Maret 2021, menunjukkan 14 persen atau 181.637 kasus Covid-19 terdiri dari mereka yang berusia anak bersekolah, dengan rincian sebagi berikut:
- usia 0 hingga 2 tahun (PAUD) sebanyak 23.934 kasus
- usia 3 hingga 6 tahun (TK) sebanyak 25.219 kasus
- usia 7 hingga 12 tahun (SD) sebanyak 49.962 kasus
- usia 13 hingga 15 tahun (SMP) sebanyak 36.634 kasus
- usia 16 hingga 18 tahun (SMA) sebanyak 45.888 kasus