Suara.com - Pemerintah Inggris tengah menimbang untuk melarang penggunaan vaksin AstraZeneca bagi kalangan muda, menyusul kasus pembekuan darah yang dilaporkan.
Dilansir ANTARA, ke depannya vaksin AstraZeneca akan tetap digunakan untuk populasi lansia.
"Dua sumber senior mengatakan kepada program ini bahwa meskipun datanya masih belum jelas, ada argumen yang berkembang bagi pembenaran untuk memberi orang yang lebih muda --paling tidak di bawah usia 30 tahun-- vaksin berbeda," lapor Channel News 4.
Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan pada Senin bahwa pihaknya belum mengambil keputusan apa pun.
Baca Juga: Terimbas Pembatasan Ekspor, Australia Kekurangan Stok Vaksin AstraZeneca
Sebelumnya, MHRA mengatakan manfaat vaksin tersebut dalam pencegahan COVID-19 jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.
Badan itu juga mengimbau orang-orang untuk pergi divaksin kalau mereka menerima undangan vaksinasi.
"Tinjauan menyeluruh dan terperinci sedang kami jalankan terhadap laporan mengenai jenis pembekuan darah yang sangat langka dan spesifik dengan trombosit rendah usai penyuntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca," kata Kepala Eksekutif MHRA June Raine.
"Belum ada keputusan yang dibuat tentang regulasi apa pun."
Inggris merupakan salah satu negara yang paling cepat dalam menjalankan program vaksinasi anti COVID.
Baca Juga: Banyak Warga Tanjungpinang Demam Usai Divaksin AstraZeneca, Ini Kata Dinkes
Sejauh ini, negara itu telah menyuntikkan satu dosis atau dosis kedua vaksin pada 36 juta orang.
Program imunisasi di Inggris dimulai pada kalangan warga lanjut usia, petugas kesehatan, dan orang-orang yang berisiko tinggi sakit parah akibat virus corona. [ANTARA]