Satgas Covid-19 Minta Pemerintah Fokus Kendalikan Kasus daripada Ekonomi

Selasa, 06 April 2021 | 17:45 WIB
Satgas Covid-19 Minta Pemerintah Fokus Kendalikan Kasus daripada Ekonomi
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satgas Covid-19 meminta pemerintah lebih dulu membereskan persoalan pandemi Covid-19 daripada fokus untuk memperbaiki ekonomi. Tim pakar Satgas Covid-19 dr. Iwan Ariawan, M.S.PH., mengatakan, ekonomi akan membaik jika penularan Covid-19 telah dapat dikendalikan.

"Kita harus bereskan pandemi covid-19 dulu baru ekonomi kita akan melesat. Kalau pandemi ini enggak beres-beres, ekonominya yang mandek terus," kata dokter Iwan dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/4/2021).

Fokus terpenting saat ini, menurut dr. Iwan, untuk secepatnya mengendalikan kasus Covid-19 dengan cara-cara yang sebenarnya telah banyak diketahui publik.

"Mungkin sudah bosan juga dengarnya, dengan protokol kesehatan, terlacak isolasi, mengurangi pergerakan, vaksinasi, ini semua harus bersama-sama. Kita harus meredam dulu kalau mau ekonomi lebih baik. Kalau enggak, ya (kasus) jadi naik turun, enggak selesai," tuturnya.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Soroti Realisasi Vaksin untuk Lansia yang Masih Rendah

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Pembatasan pergerakan masyarakat melalui aturan PPKM mikro yang dilakukan sebelum vaksinasi dimulai, menurut Iwan cukup memberikan dampak terhadap penurunan kasus harian, terutama di wilayah Jabodetabek. Meski tidak seketat ketika aturan PSBB tahun lalu.

"Itu membuktikan kalau kita atur, kita bisa memperlambat transmisi covid," kata ahli Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu. 

Puncak pergerakan masyarakat biasanya akan terjadi ketika masa liburan panjang. Terdekat adanya libur Idulfitri. Dokter Iwan mengatakan, jika masyarakat Jabodetabek saja mampu menahan untuk tidak mudik maka pergerakan masyarakat bisa turun hingga 30-40 persen. 

"Salah satu dampak pergerakan penduduk bersamaan seperti mudik. Yang harus diwaspadai juga saat ini banyak dipicu varian baru yang penularannya lebih cepat, ini harus diantisipasi. Saya dan kawan-kawan lain menyarankan jangan mudik. Jangan ada pergerakan secara masif," ucapnya. 

Baca Juga: Tak Langsung Manjur usai Suntik, Simak Lama 4 Vaksin Ini Bangun Antibodi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI