Awas! Paparan Bahan Kimia Dalam Plastik Bahaya Bagi Ibu Hamil

Selasa, 06 April 2021 | 16:55 WIB
Awas! Paparan Bahan Kimia Dalam Plastik Bahaya Bagi Ibu Hamil
Ilustrasi perempuan hamil. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paparan bahan kimian dalam plastik seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Padahal, hal itu bisa berisiko terutama bagi perempuan hamil

Dalam temuan studi dari Endocrine Society’s Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, perempuan yang terpapar plastik kimia selama kehamilan berisiko mengalami depresi pasca melahirkan.

Bahkan temuan ini juga mengungkap, bahwa paparan kimia yang berbahaya dapat memengaruhi perubahan hormon perempuan selama masa kehamilan.

Hal ini merupakan gangguan jiwa serius yang menyerang dari satu dan lima perempuan pasca melahirkan. Meski penyebab pasca melahirkan belum dipahami secara baik, perubahan hormon selama kehamilan menjadi faktor pengaruhnya.

Baca Juga: Penampilan Terbaru Nissa Sabyan, Warganet Geram Lihat Senyumnya

Ilustrasi perempuan hamil. (Shutterstock)

Dikutip dari Healthshots, bahan kimia seperti bisphenol dan ftalat yang ada di plastik juga memengaruhi hormon seksual.

“Kami menemukan bahwa paparan ftalat dikatikan dengan tingkat progesterone yang rendah selama kehamilan, dan kemungkinan lebih besar mengembangkan depresi pasca melahirkan,” ungkap Melanie Jacobson, PhD, M.P.H dari Langone Medical Center New York.

Ia mengatakan, penelitian ini penting karena ftlalat lazim di temukan di lingkungan sehingga dapat dideteksi hampir semua perempuan hamil di Amerika Serikat. “Jika bahan kimia ini memengaruhi kadar hormon prenatal dan depresi pasca melahirkan, mengurangi paparan bahan kimia ini menjadi masuk akal untuk mencegah depresi pasca melahirkan,” ungkapnya.

Peneliti mengukur kadar bisphenol dan ftlalat dari 139 perempuan hamil, yakni menganalisa sampel urin dan sampel darah. Hasilnya, perempuan yang hamil dalam empat bulan memiliki tingkat ftlalat yang tinggi pada urin mereka, yang menjadi penyebab depresi.

Selain itu, perempuan yang memiliki kadar progesterone lebih rendah merupakan peran penting pada siklus menstruasi, sehingga pada tahap awal kehamilan dapat mengatur suasana hati.

Baca Juga: Alhamdulillah, Dinda Hauw dan Rey Mbayang Sembuh dari Covid-19

“Hasil temuan ini perlu hati-hati, karena ini merupakan studi pertama kami yang meneliti bahan kimia dan hubungannnya dengan depresi pasca melahirkan bagi perempuan,” ungkap Jacobson.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI