Studi: Penghasilan Tinggi Memang Bikin Orang Lebih Percaya Diri dan Puas

Selasa, 06 April 2021 | 13:55 WIB
Studi: Penghasilan Tinggi Memang Bikin Orang Lebih Percaya Diri dan Puas
Ilustrasi orang berpenghasilan tinggi (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pendapatan membentuk cara orang berpikir tentang kehidupan mereka. Karenanya, peneliti memprediksi bahwa kekayaan finansial memengaruhi kesehatan psikologis yang lebih baik.

Kini, studi terbaru oleh Associate Professor Eddie Tong dan timnya dari NUS Arts and Social Sciences membuktikan bahwa penghasilan yang lebih tinggi membuat orang merasa lebih puas, percaya diri, dan rasa bangga yang lebih besar.

Untuk menjelaskan bagaimana pendapatan memengaruhi kesejahteraan emosional, peneliti menganalisis data dari lima studi, termasuk survei terhadap lebih dari 1,6 juta orang di 162 negara.

Hasilnya mereka menemukan pendapatan berkaitan dengan emosi harga diri positif yang tinggi (seperti kebanggaan, kepercayaan diri, tekad) serta emosi harga diri negatif yang rendah (misalnya, kecemasan, kesedihan), bahkan dalam 10 tahun kemudian.

Baca Juga: 4 Tips Terbaik Meningkatkan Kepercayaan Diri

Dari temuan tersedut dapat dikatakan bahwa pendapatan saat ini dapat memprediksi jenis emosi yang mungkin dirasakan seseorang dalam jangka panjang.

Ilustrasi orang kaya (shutterstock)
Ilustrasi orang berpenghasilan tinggi (shutterstock)

"Semakin banyak penghasilan Anda, semakin besar kemungkinan Anda merasakan emosi seperti kebanggaan dan kepercayaan diri. Serta semakin kecil kemungkinan Anda merasakan emosi seperti khawatir dan kesedihan," kata Tong, dilansir Medical Xpress.

Namun, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa pendapatkan berkaitan dengan emosi sosial, seperti rasa syukur dan kasih sayang. Artinya, penghasilan yang lebih banyak tidak membuat orang lebih atau kurang peduli.

Meskipun temuan ini didasarkan pada beberapa penelitian yang sangat kuat, Tong mengatakan perlu ada lebih banyak penelitian untuk menguji lebih lanjut tentang ini.

Penelitian selanjutnya juga harus memeriksa apakah ada perbedaan individu, lintas budaya, dan variabel situasional yang memoderasi hubungan ini.

Baca Juga: Liga Europa: Krisis Kepercayaan Diri, Napoli di Tantang Granada

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI