Suara.com - Laboratorium Virologi Klinis Standford telah mengidentifikasi virus corona mutan ganda di Bay Area California, Asmerika Serikat. Mutasi ini awalnya ditemukan di India pekan lalu.
Varian mutan ganda ini memiliki dua mutasi, E484Q dan L452R, pada lonjakan proteinnya dan telah menyebabkan 20% kasus baru di wilayah Maharashtra India.
Protein lonjakan pada SARS-CoV-2 merupakan 'alat' yang digunakan virus untuk menempel sel menusia dan bereplikasi.
"Mutasi seperti itu mempunyai potensi untuk lolos dari sistem kekebalan dan peningkatan infektivitas (vaksin)," tulis pejabat kesehatan India dalam rilis berita.
Baca Juga: 7 Fakta Mutasi Virus Corona 'Eek', Ditemukan di Jepang
Meski India sudah memasukkannya dalam 'varian yang menjadi perhatian', Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) belum melakukannya.
"Saat ini kami belum tahu seberapa mengkhawatirkan mutan ganda ini. Kasus meningkat di India, tetapi tidak menyebar dengan cepat," kata Timothy F. Murphy, MD, dekan senior untuk penelitian klinis dan translasi di University at Buffalo, dilansir Health.
Saat ini CDC baru mencantumkan varian asal Inggris B.1.1.7, Afrika Selatan B.1.351, dan Brasil P.1, ke dalam kategori tersebut. Artinya, varian ini telah memiliki bukti lebih menular dan menyebabkan Covid-19 yang lebih parah dibanding varian SARS-CoV-2 pertama.
"Haruskah kita mengkhawatirkan hal ini? Ya. Tapi berapa banyaknya belum jelas saat ini," sambung Murphy.
Spesialis penyakit menular dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, William Schaffner, mengingatkan bahwa sebenarnya varian dari India ini mungkin bukan satu-satunya yang memiliki dua mutasi.
Baca Juga: Mutasi E484K Virus Corona Ditemukan di Indonesia, Bikin Vaksin Tak Efektif?
"Biasanya suatu varian memiliki lebih dari satu mutasi," tandas Schaffner.
Berbanding terbalik dengan yang dikatakan pejabat India, Schaffner memperkirakan varian mutan ganda tidak menurunkan efektivitas vaksin atau pengobatan. Namun, menurutnya, varian seperti ini lebih menular.
"Ini akan memberikan kontribusi dalam menciptakan lebih banyak kasus. Tolong, semuanya mari kita tetap masker dan menjaga jarak sosial saat kita divaksinasi," tandas Schaffner.