Suara.com - Pembicaraan mengenai seks antara orangtua dan anak masih dianggap tabu. Sehingga tak heran pendidikan seksual untuk anak juga seringkali terabaikan. Padahal pendidikan seks sejak dini bisa membantu anak mengenal dirinya dan mencegah jadi korban pelecehan.
"Inti dari pendidikan seks pada anak sebetulnya mengajarkan jenis kelamin, mengenal diri sendiri lebih jauh, melindungi dan menjaga. Sebagai orangtua bentuk pertanggungjawaban supaya anak terhindar dari kerusakan fisik dan mental. Kemudian menghindari risiko kekerasan dan pelecehan seksual," kata Dokter spesialis anak dr. Zidnie Prisilla, Sp.A., dalam webinar Komodo Challenge, Senin (5/4/2021).
Tetapi lantaran tak biasa membicarakan seks dengan orangtua, kebanyakan anak lebih memilih mendiskusikannya dengan teman, kata dokter Zidnie.
"Suatu survei dilakukan pada remaja usia 13 sampai 18 tahun, biasanya mereka lebih nyaman mendiskusikan pendidikan seksual dan topik organ reproduksi kesehatan dengan teman sebaya. Itu dikatakan 41 persen," ucapnya.
Baca Juga: Pria Ngamuk Ditolak ML sama Pacar, Bakar Mobil Kakak di Taman Menara Maju
Kurang dari seperempat atau hanya 24 persen, yang menyatakan mau mendiskusikan terkait seksual dengan orang tua. Berbagai alasan dilontarkan anak-anak enggan atau takut berbicara tentang seks bersama orangtua.
"Takut dimarahi, takut malah dibatasi pertemanannya," imbuhnya.
Dokter di RSUD Budhi Asih Jakarta itu mengatakan, akan berbahaya jika anak mendapatkan informasi yang salah terkait seksual. Peran orangtua justru berkontribusi dalam mencegah pelecehan yang mungkin terjadi pada anak.
"Jadi tidak boleh hanya berpikir, nanti juga diajarkan di sekolah. Namun orangtua justru harus berkontribusi untuk mengenalkan pendidikan seksual, bahkan sejak dini sebelum mereka masuk usia sekolah," katanya.
Meski begitu, bukan terlambat untuk memberikan pendidikan seksual pada anak remaja. Dokter Zidnie menyarankan ada lima tahapan yang bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang seks kepada anak remaja.
Baca Juga: Jangan Asal, Posisi Seks Ini Bisa Sebabkan Penis Cedera!
"Pertama ayo pahami. Bangun sikap terbuka untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan seksual dan organ reproduksi. Kemudian, mari bicara berani untuk memulai percakapan. Sebagai orang tua juga harus membuat suasana yang damai, kondusif. Orangtua tidak sedang dikejar-kejar pekerjaan, anak juga tidak sedang dikejar-kejar ujian atau banyak PR untuk memulai percakapan," ucapnya.
Tahap ketiga dengan saling menghargai pendapat. Orangtua sangat dianjurkan untuk tidak menghakimi pendapat anak. Dengan begitu, anak juga akan mau mendengarkan perkataan orangtua.
"Empat, tanamkan selalu tanggungjawab, baik atas diri sendiri, orang lain, maupun keluarga. Terakhir, mulai melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin," ucapnya.