Suara.com - Jika Anda sempat mengalami penurunan atau kenaikan berat badan tidak diinginkan selama pandemi virus corona ini, ada kemungkinan itu disebabkan oleh stres.
Asisten Profesor Nutrisi di Universitas Binghamton, Universitas Negeri New York, Lina Begdache, mengatakan perubahan berat badan ini dapat terjadi, terutama dalam konteks respons stres tubuh. Ini dikenal sebagai repons fight (lawan) atau flight (lari).
Respons lawan atau lari merupakan reaksi bawaan yang berkembang sebagai mekanisme bertahan hidup. Ini memberdayakan manusia untuk bereaksi cepat terhadap stres akut atau beradaptasi dengan stres kronis.
Berdasarkan The Conversation, tubuh akan menurunkan kadar neurotransmiter seperti serotonin, dopamin, dan melatonin, saat sedang stres.
Baca Juga: Kebiasaan di Pagi Hari yang Bisa Bikin Berat Badan Naik, Apa Saja?
Fungsi serotonin adalah untuk mengatur emosi, nafsu makan dan pencernaan. Ketika kadar hormon ini turun, risiko kecemasan meningkat dan kebiasaan makan seseorang berubah.
Dopamin, neurotransmitter perasaan baik, tugasnya mengatur motivasi yang berorientasi pada tujuan. Penurunan dopamin dapat membuat motivasi seseorang terhadap olahraga, gaya hidup sehat, atau melakukan tugas sehari-hari, berkurang.
Stres juga membuat produksi hormon melatonin berkurang. Pada akhirnya orang seseorang akan kesulitan tidur.
Sebaliknya, stres meningkatkan epinefrin dan norepinefrin, yang menyebabkan perubahan suasana hati, memengaruhi kebiasaan makan, mengurangi motivasi berorientasi pada tujuan, dan mengganggu ritme sirkadian.
Secara keseluruhan, stres dapat merusak kebiasaan makan dan motivasi Anda untuk berolahraga atau makan sehat menjadi tidak seimbang. Sayangnya, setahun terakhir ini banyak orang mengalami stres.
Baca Juga: Rutin Jalan Kaki Bisa Efektif Turunkan Berat Badan, Ini Tipsnya!
Lalu, bagaimana berat badan tubuh bisa bertambah atau berkurang?
Begdache mengatakan hal itu disebabkan oleh kenyamanan makan, yang merupakan respons alami tubuh terhadap stres.
Tetapi jika dikombinasikan dengan motivasi berolahraga dan konsumsi makanan bergizi yang rendah, stres dapat menyebabkan berat badan naik.
Sedangkan penurunan berat badan terjadi akibat proses pencernaan melambat.
Otak terhubung ke usus melalui 'sistem komunikasi dua arah' yang disebut saraf vagus. Saat stres, tubuh menghambat sinyal yang berjalan melalui saraf vagus dan memperlambat proses pencernaan.
Hal yang dapat Anda lakukan adalah melatif 'self-talk' positif, ini dapat membantu menangkal respons stres dan beberapa dampak yang tidak diinginkan.