Kebiasaan makan peserta dicatat menggunakan kuesioner frekuensi makanan, sementara data juga dikumpulkan tentang kematian dan kejadian penyakit kardiovaskular utama mereka. Ini memungkinkan para peneliti untuk menentukan hubungan antara pola konsumsi daging dan kejadian penyakit kardiovaskular dan kematian.
Para penulis percaya bahwa penelitian tambahan dapat meningkatkan pemahaman saat ini tentang hubungan antara konsumsi daging dan hasil kesehatan. Misalnya, tidak jelas apa yang dimakan oleh peserta studi dengan asupan daging yang lebih rendah daripada daging, dan apakah kualitas makanan tersebut berbeda antar negara.
Pengganti makanan non-daging mungkin memiliki implikasi dalam menafsirkan lebih lanjut hubungan antara konsumsi daging dan hasil kesehatan. Meskipun demikian, penulis studi tersebut percaya bahwa temuan mereka “menunjukkan bahwa membatasi asupan daging olahan harus didorong”.