Luna Maya dan Deddy Corbuzier Sepelekan Gangguan Jiwa, Ini Kata Psikiater

Rabu, 31 Maret 2021 | 18:21 WIB
Luna Maya dan Deddy Corbuzier Sepelekan Gangguan Jiwa, Ini Kata Psikiater
Ilustrasi gangguan makan. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Luna Maya dan Deddy Corbuzier belakangan menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Ini terjadi usai keduanya memberikan komentar terhadap seorang peserta di acara Indonesia Next Top Model.

Luna dan Deddy dianggap menyepelekan Danella Ilene Kurniawan yang secara terbuka mengakui gangguan kesehatan jiwa yang dimilikinya. Ketika itu, Ilene berpose di depan juri, sebuah pose yang ia sebut menggambarkan keberhasilan dirinya dalam melewati fase depresi di masa lalu.

Ilene mengatakan bahwa ia bisa melewati masa-masa depresinya dan kini ia lebih bisa menghargai dirinya yang sekarang. Kontestan tersebut juga mengisahkan dirinya yang pernah mengalami eating disorder atau gangguan makan.

Deddy kemudian mengaku heran mengapa Ilene yang berwajah cantik dan memiliki tubuh tinggi jenjang mengalami depresi.

Baca Juga: Remehkan Penderita Eating Disorder, Anak Hotman Paris Sentil Luna Maya

"Diagnosanya eating disorder, kayak pernah dua kali. Yang pertama jadi pengin makan terus yang kedua enggak pengin makan apa-apa," kata Ilene.

Luna Maya kemudian merespons ucapan Ilene dengan menyebut dirinya juga sangat suka makan.

"Saya suka banget makan, jadinya saya eating disorder kali ya," ucap Luna.

Ilene juga menceritakan bagaimana tekanan di dunia model, bullying dan body shaming yang dihadapi membuat dirinya mengalami gangguan makan.

Menanggapi hal tersebut, Psikiater Jiemi Ardian pada akun Twitternya mengingatkan bahwa gangguan kejiwaan bisa terjadi pada siapa saja. Baik si kaya, miskin, rupawan, biasa saja, religius, non religius.

Baca Juga: Hari Bipolar Sedunia, Kenali Perbedaan Gangguan Bipolar dan Depresi

"Sayangnya seringkali orang yang mengalami gangguan jiwa disalahkan atas kondisinya. Tipikal kaya gini lah," cuit dia.

Menyangkut gangguan makan, kata Psikiater di Rumah Sakit Siloam Bogor, hal ini bukan cuma urusan yang berhubungan dengan naik atau turunnya berat badan. Dibaliknya ada trauma, depresi, gangguan kecemasan, isolasi sosial dan lainnya. Sehingga seharusnya tidak bisa langsung menyalahkan seseorang yang mengalaminya.

Sedangkan terkait depresi, dr. Jiemi memberikan penjelasan perbedaan terkait depresi dan rasa sedih yang mungkin dialami seseorang. Mengatakan "Semua orang pernah depresi", pada seorang penyintas bisa terasa mengecilkan penderitaan atau pengalaman yang dirasakan.

"Tanpa kita mengecilkan pengalamannya, orang yang mengalami depresi sudah jauh lebih dulu menyalahkan diri sendiri akan kondisinya. Jadi, jangan diperberat," jelasnya.

Jadi apa yang bisa dilakukan? Ia mengatakan jika masyarakat harus mulai terbuka dan belajar mengenai tema kesehatan jiwa dengan benar dari ahlinya. Sehingga mereka tidak berasumsi sendiri. Lalu dukung penyintas berkonsultasi untuk melalui kondisinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI