Suara.com - Vaksinasi Covid-19 terhadap orang lanjut usia (lansia) belum sesuai target. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa vaksinasi hanya terkonsentrasi di kota-kota besar.
"Memang proses percepatan vaksinasi pada lansia tahap dua ini masih lambat karena dari target 21,6 juta baru sekitar 1.561.000 yang di vaksin. Saya lihat masih terkonsentrasi kota-kota besar yang sudah melaksanakan vaksinasi lansia," kata juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Maxi Rein dalam dialog produktif virtual 'Partisipasi Lansia, Tugas Bersama', Rabu (31/3/2021).
Maxi mengatakan, vaksinasi paling cepat terjadi di Jakarta Pusat yang sudah mencapai 80 persen dari sasaran. Sementara beberapa kota lain seperti Surakarta, Surabaya, dan di Kepulauan Riau baru mendekati 50 persen lansia yang tervaksinasi.
"Sementara 400-an (kota/kabupaten) memang masih di bawah 25 persen. Saya kira memang ini permasalahan bagaimana komitmen dari pada pemerintah daerah terutama untuk membantu akses lansia datang ke tempat vaksinasi," kata Maxi.
Baca Juga: Kemenkes: Banyak Anak Muda Hambat Orang Tuanya Divaksin Covid-19
Ia menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak harus dilakukan di fasilitas layanan kesehatan. Ia menyarankan agar Pemda lebih banyak membuka posko layanan kesehatan untuk vaksinasi dan memprioritaskan lansia.
"Dengan pengalaman melakukan vaksinasi lansia ternyata aman sebenarnya bisa dilakukan di luar fasilitas kesehatan dengan tentu safety yang bagus, ada dokter yang standby untuk menangani KIPI kalau ada," ucapnya.
Faktor lain yang menyebabkan vaksinasi lansia lebih lambat, menurut Maxi, lantaran pihak keluarga yang masih ragu karena khawatir dengan efek samping yang bisa terjadi. Maxi mengatakan bahwa efek samping atau KIPI vaksinasi Covid-19 pada lansia secara umum sama seperti yang dirasakan orang di bawah usia 60 tahun.
"Perlu kita sosialisasikan terus bahwa ternyata ada yang sudah disuntik (usia) 100 tahun lebih, tapi tidak apa-apa. Umur yang paling tua kan umur 104 tahun, yang rata-rata 80 tahun itu enggak ada apa-apa, KIPI-nya sangat sedikit," ucap Maxi.
Dibandingkan dengan vaksinasi pelayanan publik yang dilakukan secara paralel dalam waktu yang sama, jumlah lansia yang telah divaksinasi masih sangat sedikit.
Baca Juga: Sri Mulyani Berharap Seluruh Sektor Ekonomi Kembali Bergairah Usai Vaksin
"Memang harus diakui agak lambat untuk tahap 2, kalah dengan pelayanan publik jauh sekali angkanya sudah 4 jutaan. Sementara lansia baru 1,5 juta," pungkasnya.