Bahkan ia jugamenjalani pengujian medis untuk deteksi masalah ginjal, hati dan jantung untuk memastikan reaksi pada kulitnya tidak berdampak lebih lanjut.
Nutan mengatakan reaksi kulit yang dialami oleh Richard sangat jarang terjadi. Jadi, reaksi ini kemungkinan disebabkan oleh susunan genetiknya dan pembuatan vaksin Covid-19 yang digunakannya. Sayangnya, belum cukup data untuk membuktikan kondisi tersebut.
Setelah Richard dirawat selama beberapa hari di rumah sakit dengan steroid, cairan, krim dan perban, tim medis pun menyerahkan kasus ini ke Puat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Meskipun tim medis tidak menemukan kasus lain dari reaksi alergi yang dialami Richard dalam literatur atau jurnal mana pun, tapi Nutan yakin bahwa kasus ini tidak hanya 1 di dunia.
"Kondisi ini perlu kita waspadai, tetapi tidak perlu takut. Kami sudah tahu cara mengelolanya, tetapi kami belum mengetahui cara penanganannya," jelasnya.
Nutan juga akan tetap mendukung semua orang untuk suntik vaksin Covid-19, meskipun ada kasus reaksi alergi langka seperti ini. Karena, reaksi alergi setelah suntik vaksin Covid-19 ini tergolong langka dan masih diselidiki.
Di sisi lain, semakin banyak orang yang suntik vaksin Covid-19, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi yang jarang terjadi. Tapi, ia berpikir tak seharusnya orang menolak suntik vaksin Covid-19 karena hal tersebut.
Sebab, vaksin benar-benar membantu mengontrol penyebaran virus corona Covid-19 dan menekan angka kematiannya. Tim medis pun telah berusaha menangani setiap reaksi pasien setelah suntik vaksin Covid-19.
Baca Juga: Waduh ! Vaksin Hanya Ampuh Lawan Covid-19 Selama 9 Bulan ?