Studi: Obat Diabetes Metmorfin Bisa Dijadikan Senjata Baru Melawan HIV

Selasa, 30 Maret 2021 | 20:10 WIB
Studi: Obat Diabetes Metmorfin Bisa Dijadikan Senjata Baru Melawan HIV
Ilustrasi HIV/AIDS. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah tim yang dipimpin oleh ilmuwan di UNC School of Medicine menemukan obat diabetes yang umum digunakan, metformin, tampaknya memiliki dampak baik jika dikonsumsi orang yang terinfeksi HIV.

Ketika HIV menginfeksi sel kekebalan sel T CD4 maka akan membantu memicu replikasi dirinya sendiri dengan meningkatkan proses kunci dalam memproduksi energi kimia dalam sel.

Peneliti menemukan obat diabetes metmorfin dapat menghambat proses tersebut sehingga replikasi virus tidak akan terjadi. Hal ini terbukti dalam dua uji coba, baik dalam percobaan kultur sel maupun tikus.

“Temuan ini memberi kesan bahwa metformin dan obat lain yang mengurangi metabolisme sel T mungkin berguna sebagai terapi tambahan untuk mengobati HIV,” kata rekan penulis studi Haitao Guo, Ph.D., asisten profesor di Departemen Genetika UNC School of Medicine.

Baca Juga: Dear Calon Mempelai, Ini Pentingnya Tes HIV/AIDS Sebelum Menikah

Hasil ini diketahui setelah peneliti menganalisis data ekspersi gen sel CD4 dari penelitian orang yang terinfeksi HIV di Afrika dan Asia.

Obat diabetes, metformin. [Shutterstock]
Obat diabetes, metformin. [Shutterstock]

Mereka menemukan, dilansir Medical Xpress, pola ekspresi gen yang berkaitan dengan kondisi buruk pada pasien HIV melibatkan proses produksi energi yang disebut fosforilasi oksidatif.

Kemudian, mereka mengetahui obat dan senyawa kimia yang menghambat fosforilasi oksidatif dalam sel CD4 dapat menghambat kemampuan HIV bereplikasi di dalam sel ini. Salah satu obatnya adalah metmorfin.

Peneliti juga memeriksa penelitian sebelumnya terhadap pasien HIV yang juga mengidap diabetes tipe 2 (sebagian besar mengonsumsi metmorfin).

Ditemukan bahwa pasien memiliki tingkat HIV rata-rata 33% lebih rendah dibanding dengan pasien non-diabetes. Mereka juga memiliki tingkat CD4 awal yang lebih tinggi dan mengalami pemulihan lebih cepat ketika dirawat dengan pengobatan antiretroviral.

Baca Juga: Pengidap HIV, Psikomatis, Hingga GERD Boleh Vaksinasi Covid, Ini Syaratnya!

"Temuan dunia nyata itu konsisten dengan gagasan bahwa metmorfin memiliki efek anti-HIV yang penting," sambungnya.

"Pekerjaan ini menunjukkan pentingnya metabolisme sel CD4 pada HIV, dan memberi kesan bahwa itu mungkin dapat ditargetkan, misalnya dengan obat yang digunakan kembali seperti metmorfin, untuk mengurangi viral load HIV dan memulihkan sel CD4 yang melawan penyakit," lanjutnya.

Para peneliti berencana untuk melanjutkan studi praklinis tentang potensi metformin sebagai pengobatan anti-HIV, kemungkinan terapi yang dapat mengurangi kebutuhan antiretroviral dan dapat diberikan kepada pasien secara lebih dini untuk mengurangi pembentukan reservoir HIV.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI