Suara.com - Peneliti di Australia menemukan gen berperan penting dalam pengembangan penyakit kanker payudara yang sangat ganas.
Kanker payudara sendiri terdiri dalam beberapa jenis yaitu kanker payudara yang sensitif pada reseptor hormon, positif HER2, dan kanker payudara yang tidak sensitif pada hormon.
Dalam kelompok tersebut, setiap kanker payudara merespon dengan cara pengobatan yang berbeda.
Kanker payudara yang sensitif reseptor hormon terjadi disebabkan adanya respon dari hormon estrogen dan progesterone. Bahkan, pengobatan kanker tersebut biasanya menggunakan terapi hormon yang memiliki hasil baik dibanding kanker non-hormon.
Baca Juga: Generasi X dan Y Alami Penurunan Kesehatan, Berisiko pada Kematian Dini
"Namun sebagian kecil pasien mengalami kanker yang sangat agresif, yang memberi hasil buruk dari semua kanker payudara. Setengah dari perempuan meninggal akibat penyakit tersebut," ungkap Harry Perkins dari Institute of Medical Research epigeneticist Pilar Blancafort, dikutip Suara.com di Science Alert, Selasa (30/3/2021).
Dalam tipe kanker payudara jenis ini, peneliti menemukan kemungkinan risiko menyebar ke masalah kelenjar getah bening lebih tinggi.
"Kami menemukan bahwa mereka lebih besar cenderung menyebar ke kelenjar getah bening, dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi," paparnya.
Di tahun 2012, peneliti menetapkan kanker payudara sebagai Integrative Clustering, yang dibagi dalam 10 kelompok dengan perubahan genetik dan hasil klinis yang berbeda.
Tim peneliti mencatat tumor yang ada pada kanker payudara ditandai dengan adanya DNA kromosom. Kromosom tersebut memiliki banyak gen yang berpotensi menyebabkan kanker.
Baca Juga: Gen Halilintar Tak Muncul di Sosmed saat Atta Lamaran, Ini Alasannya
Peneliti melihat 119 sampel kanker payudara dan menganalisis seberapa banyak gen yang berperan pada kanker. Hasil menunjukkan, sekitar 25 persen tumor terjadi karena adanya gen (AAMDC).
Ketika tim meneliti sel kanker payudara pada tikus, peneliti menemukan bahwa kanker terhambat oleh banyaknya sel, hingga menyebabkan kematian.