Tak Hanya Melindungi Diri Sendiri, Vaksin Juga Turunkan Risiko Penularan

Selasa, 30 Maret 2021 | 14:27 WIB
Tak Hanya Melindungi Diri Sendiri, Vaksin Juga Turunkan Risiko Penularan
Seorang petugas kesehatan mengambil cairan vaksin dengan alat suntik untuk program vaksinasi Covid - 19 kepada sejumlah warga lanjut usia di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2021). [Suara.com/Alfian Winanto], sebagai ilustrasi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi tak hanya melindungi diri Anda dari infeksi virus corona Covid-19, namun juga mengurangi risiko menularkan ke orang lain.

Melansir dari Bustle, orang yang terinfeksi Covid-19 setelah vaksinasi mungkin hanya membawa sedikit viral load atau beban virus di hidung dan tenggorokan mereka. Dengan begitu maka virus jauh lebih sulit menyebar lewat bersin atau batuk.

John A. Sellick DO, seorang profesor di Jacobs School of Medicine & Biomedical Sciences di University of Buffalo, mengatakan kepada Bustle bahwa meskipun kemampuan vaksin untuk menghindari penularan tak kalah esensial dengan mencegah infeksi.

Jika vaksin menghentikan virus Covid-19 berkembang biak di tenggorokan dan paru-paru, maka akan membawanya lebih sedikit dan tidak akan menyebarkannya ke orang lain.

Baca Juga: Pengendalian Transportasi Karena Larangan Mudik, Kemenhub Siapkan Aturan

"Meskipun tidak mungkin vaksin ini benar-benar menghentikan replikasi, ada bukti bahwa proporsi signifikan dari virus sebenarnya dapat dihentikan," kata Sellick.

"Ini akan mengurangi kemungkinan orang yang divaksinasi akan menularkan virus yang kemudian dapat ditularkan ke orang lain," imbuhnya.

Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]
Vaksinator memberikan suntikan vaskin Covid-19 dalam acara vaksinasi massal petugas pelayanan publik, TNI hingga wartawan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (26/2/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Sebuah studi terhadap 3.950 personel perawatan kesehatan Amerika Serikat yang dilakukan oleh pemerintah federal dan dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 29 Maret menemukan bahwa satu dosis vaksin Pfizer dan Moderna mengurangi penularan Covid-19 hingga 80 persen. Sementara setelah dua dosis naik  menjadi 90 persen.

Studi tersebut mengamati orang-orang yang telah divaksinasi di dunia nyata ditemukan bahwa dari 2.479 orang yang divaksinasi penuh, hanya tiga  perserta yang khirnya dinyatakan positif Covid-19.

Sementara dalam satu studi dari Israel,yang diterbitkan dalam studi non-peer review di MedRXiV pada bulan Februari menyatakan bahwa vaksin Pfizer  dapat menghentikan penularan, mengurangi jumlah virus yang dibawa orang setelah mereka divaksinasi hingga hampir 90 persen.

Baca Juga: Meningkat, Klaster Takziah di Plalangan Tambah 4 Kasus Positif

Studi pendahuluan lainnya di Inggris yang terbit pada The Lancet mengamati tingkat infeksi di antara petugas layanan kesehatan yang divaksinasi dan menemukan bahwa vaksin Pfizer dapat mengurangi penularan hingga 86 persen.

Sebuah studi pra-cetak lain yang diterbitkan di The Lancet pada bulan Februari juga menemukan bahwa orang yang menerima suntikan AstraZeneca 50 persen lebih kecil kemungkinannya menyebarkan virus.

Tetapi Dr. Carlos del Rio, dekan eksekutif Emory School of Medicine, mengatakan kepada TIME bahwa hasil tersebut tidak meyakinkan.  "Apa yang mereka tunjukkan adalah bahwa ada penurunan pelepasan virus atau penurunan deteksi virus," katanya.

"Sebab meski dengan transmisi yang sangat berkurang tetapi masih ada risiko nyata menyebarkan virus meski sudah divaksinasi," kata Dr. Jordan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI