Tren Organic Parenting dari Finlandia, Apa Itu dan Bagaimana Menerapkannya?

Senin, 29 Maret 2021 | 18:36 WIB
Tren Organic Parenting dari Finlandia, Apa Itu dan Bagaimana Menerapkannya?
Ilustrasi orangtua, anak dan gadget. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organic parenting jadi solusi bagi orangtua yang ingin mencegah anak ketergantungan gadget. Simak penjelasan psikolog berikut ini ya.

Psikolog anak dari @talkparenting Farah Aulia, mengungkap, selain dapat menyebabkan adiksi atau kecanduan, gadget bisa memengaruhi perilaku si kecil sehari-hari.

Mulai dari hilangnya minat untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik, menjalin relasi sosial dengan teman sebaya dan orang sekitar hingga tak tertarik mencari taju mengenai hal-hal baru yang membutuhkan proses.

"Contohnya kalau anak belajar, terutama dalam kondisi pandemi seperti saat ini mereka langsung buka gadget. Sehingga apa-apa jadi Googling. Waktunya habis denga gadget, jadi kurang berinteraksi dengan orang sekitar," jelas dia dalam sesi talkshow Warisan Nusantara Terbaik Untuk Generasi Organik sekaligus peluncuran produk MP-ASI Homemade Organik Selera Nusantara dari Nayz, Sabtu, (27/3/2021).

Baca Juga: Lockdown di Finlandia Diperpanjang, Restoran dan Bar Belum Boleh Buka

Deretan masalah perilaku ini, pada akhirnya lanjut Farah, akan memengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan.

Misalnya, karena kurang bergerak, mereka mungkin berisiko mengalami obesitas. Apalagi, jika dibarengi pola makan yang tak sehat alias yang instan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Farah pun menyarankan agar orangtua mencoba pola pengasuhan yang sedang tren saat ini, yang dikenal dengan organic parenting atau pengasuhan organik.

Pola pengasuhan ini, kata dia berasal dari negara Finlandia, negara yang 70 persen pengasuhannya dilakukan dengan belajar di alam.

"Pengasuhan organik adalah pengasuhan yang melakukan banyak aktivitas dan interaksi antara anak dan orangtua yang dilalukan di alam. Harus ramah lingkungan dan menggunakan berbagai macam peralatan daru alam. Itu kenapa namanya organik, tidak instan, tidak didapatkan secara cepat tapi ada prosesnya," jelas dia.

Baca Juga: Walau Aman, Finlandia Menangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Menurut Farah, bukan berarti kita tidak boleh memegang gadget sama sekali. Namun, harus tetap seimbang agar bisa memberikan contoh yang nantinya bisa diikuti oleh si buah hati.

"Kita juga harus membuat anak menjadi pribadi yang punya skill-skill bagus, relasi sosial bagus, kemampuan mengelola emosinya bagus, kreativitasnya bagus, kepercayaan dirinya juga bagus. Itu poin dari pengasuhan organik," tutur dia.

Sejalan dengan pola asuh ini, Nayz turut meluncurkan gerakan Organic Parenting tntuk mengajak seluruh orang tua melakukan pola asuh dengan mengutamakan cara-cara yang alami untuk semua aspek kehidupan anak, mulai dari aspek konsumsi, aktivitas, hingga interaksi dengan orangtua.

"Melalui pola asuh ini, kami ingin anak-anak Indonesia lebih aktif untuk melakukan kegiatan positif di luar rumah tanpa harus kebergantungan dengan gadget yang umum terjadi saat ini dalam sebuah keluarga," ujar Founder & CEO PT. Hassana Boga Sejahtera (Nayz), Lutfiel Hakim.

Apalagi, pengasuhan organik juga mengedepankan agar orangtua dapat memberikan dukungan nutrisi terbaik dari makanan-makanan organik, terutama di seribu hari pertama pada tumbuh kembang anak yang merupakan masa-masa yang penting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI