Gejalanya Seringkali Mirip, Ini Beda Penyakit Maag dan GERD

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 29 Maret 2021 | 15:12 WIB
Gejalanya Seringkali Mirip, Ini Beda Penyakit Maag dan GERD
Ilustrasi maag. (Pixabay/derneuemann)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang seringkali sulit membedakan rasa sakit yang muncul di perut. Sebagian disebabkan oleh maag atau disepsia, sedang yang lainnya mungkin karena GERD.

Tapi banyak orang kerap menganggap sama GERD dan maag. Padahal keduanya punya gejala yang berbeda.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Senin, (29/3/2021), Dokter Ivana Theresia dari Siloam Hospitals Ambon mengatakan bahwa SIndrom Dispepsia atau umum disebut gejala maag, merupakan gejala yang sering menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian tengah sampai ke bagian atas.

Perbedaan awal terletak pada definisi kedua penyakit. Dispepsia adalah kumpulan gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas atau dada.

Baca Juga: 5 Pola Makan dan Gaya Hidup yang Bisa Turunkan Gejala GERD

Ilustrasi sakit maag. 

Biasanya terjadi setelah kamu konsumsi makanan atau minuman tertentu. Sedangkan GERD adalah kondisi naiknya asam lambung menuju esofagus yang menyebabkan nyeri ulu hati atau sensasi terbakar di dada.

Gejala dispepsia meliputi nyeri perut, mual, muntah, kembung, rasa tidak nyaman baik sebelum atau setelah makan. GERD ditandai dengan nyeri di ulu hati, berupa sensasi terbakar yang disertai sulit menelan, mual, atau rasa pahit di lidah, dan terasa ada makanan yang kembali ke kerongkongan.

"Jika sudah mengalami gejala seperti itu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan fisik jika Dispepsia ini sudah merupakan tanda dari penyakit pencernaan. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan napas (UBT), USG, endoskopi, dan pemeriksaan radiologi ," pungkas dr. Ivana Theresia

Dikatakan dr. Ivana, secara umum, kondisi tersebut disebabkan karena adanya gangguan dalam pencernaan, seperti sekresi asam lambung yang meningkat. Namun dalam beberapa kasus, gejala maag dapat pula dipicu oleh Infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Ia mengatakan sejumlah faktor penyebab, antara lain pola makan, tingkat stress, dan gaya hidup yang tidak sesuai bisa menyebabkan penyakit itu.

Baca Juga: Nyeri Ulu Hati Tidak Selalu Tanda Maag, Ketahui Penyebab Lainnya

"Perhatikan pola makan dan waktu makan. Jangan pula terlalu cepat menelan makanan. Sebaiknya mengunyah makanan sampai benar-benar lumat agar dapat meringankan kerja lambung dalam mengolah makanan baik secara kimiawi atau mekanik ," ungkap dr. Ivana Theresia.

Selain pola makan, mengkonsumsi dengan porsi makan yang berlebihan termasuk makanan berlemak, berminyak, asam, santan dan pedas turut sebagai batasan agar gejala maag tidak timbul. "Batasi kandungan kafein, alkohol dan tidak merokok. Beberapa antibiotik dan obat-obatan penghilang rasa nyeri juga menjadi pemicu terjadinya Dispepsia," imbuhnya mengingatkan.

Orang yang mengalami sindrom dispepsia biasanya akan merasakan munculnya gejala sindrom tersebut sebelum makan atau dalam waktu beberapa saat setelah makan. Gejala yang dirasakan dari sindrom dispepsia biasanya berupa sakit perut atau kembung, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan banyak bersendawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI